|
Post by yulia_colldz on Jun 19, 2017 13:25:45 GMT
[PROLOG]
Akhir musim panas, September 20xx Kediaman keluarga Crawford
“Kampanye dimulai dan begitu pula dengan strategi para calon capres dan cawapres untuk meraih simpati rakyat. Lalu, bagaimana pendapat pengamat politik mengenai hal ini?
“ Kata anda tadi..kampanye untuk pemilu kali ini dipastikan akan hancur. Apa maksud pernyataan anda tersebut?” “Yah, rakyat pastinya sudah tahu dan tidak bodoh ya dengan janji-janji pasangan capres dan cawapres serta simpatisannya.. kita sudah melihat panasnya reaksi masyarakat terutama pada pasangan capres nomor….
*PIP*
“Maraknya operasi plastik di kalangan anak muda merupakan salah satu efek sindrom pecinta drama asal negara K. Ini terlihat begitu meresahkan karena meningkatnya tindak kriminal yang dilakukan anak muda hanya untuk menjadi cantik dan tampan seperti…..”
*PIP*
“….Screamersville merupakan salah satu kota yang telah menghilang dari peta dunia. Apakah anda tidak ingin ikut bersama kami dalam menelusuri misteri kebenaran dari tragedy Screamersville? Anda bisa menghubungi 031-xxxxxxx jika anda mempunyai nyali!”
*PIP*
“…..yang diduga dibunuh oleh buronan tentara privat bernama Elliot K. Korban dilarikan ke rumah sakit sebelum dinyatakan meninggal akibat dua tembakan yang menembus dahi dan perutnya. Polisi meminta para warga kota Snowsky agar tetap waspada dan berhati-hati bila menemukan pria dengan ciri-ciri seperti di bawah ini. Polisi menambahkan ‘Kemungkinan dia berada di kota ini kecil, namun…..”
*PIIP*
“Hhh…semakin menyeramkan saja tinggal di kota ini..” keluh seorang remaja lelaki berambut merah sambil meletakkan remote tv yang digenggamnya ke atas meja. Ia lalu melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 9 malam sebelum beranjak dari sofa dan pergi menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Bunyi langkah kakinya terhenti ketika ia berada di depan salah satu kamar yang memiliki papan nama bertuliskan ‘Chance’.
‘Chance sudah makan belum ya? Aku mau mengetuk pintunya tapi takut ia merasa terganggu lagi seperti sebelumnya..’
Ia sudah mengangkat kepalan tangannya untuk menyentuh pintu tersebut, namun ia urungkan niatnya untuk mengetuk. Ia membalikkan badannya dan berjalan menuju kamarnya sendiri. ‘Hhh..satu keluarga sudah tidak pernah terlihat makan bersama lagi..’ pikirnya sedih sembari melangkah masuk ke dalam kamarnya. Ia lalu menghempaskan badannya di kasur kesayangannya dan berniat untuk menyudahi hari dengan pergi ke alam mimpi sebelum suara ponsel mengganggunya.
There is a new mail!
‘Hah? Apa maksudnya?...’
Remaja bernama Chase tersebut lalu bangkit dari kasurnya dan segera menuju ke kamar Chance, kemudian mengetuk pintunya yang sedang dalam keadaan terkunci dari dalam.
Tuk…tuk….
“Chance?.... Chance? Apa maksud sms mu?” tanyanya penasaran. Sayangnya tak ada jawaban dari dalam.
...
....
Tokk tokk!
....
TOK TOK!!
Anehnya, ia sudah beberapa kali mengetuk pintu, tapi tetap tak ada jawaban. Chase mulai merasa khawatir dan mulai meneriakkan nama Chance dengan nyaring. “Chancee?! Ada apa denganmu ?! CHANCEE! JAWAB!” teriaknya tak bisa menahan kesabaran. Merasa tak ada jalan lain, Chase lalu mendobrak pintu kamar Chance dan sangat terkejut menemukan keadaan kamar Chance yang di luar dugaannya dalam kondisi tak normal.
Barang barang yang berserakan ….
Pecahan kaca….
Dan…..DARAH?
atau....bukan?
Chase merasakan jantungnya berhenti sesaat sebelum kemudian berpacu cepat. ‘Apa ini….apaa ini…..APAAAA INIIIII???!!....Chance…chance…Chance….kau..dimana….Chance…CHANCE!!!’ semua kata-kata itu berputar dalam kepala Chase yang sekarang dihinggapi rasa khawatir yang tak ada henti. Ia takut adiknya bunuh diri, dan ia segera mengecek ke luar jendela, syukurnya tak ada sama sekali penampakan tubuh Chance terlihat di jalan. Sosok adiknya yang sudah jarang ia lihat..kini menghilang…..entah kemana…
*PIIP*
Bunyi notification terdengar dari arah computer milik Chance yang membuat Chase kaget bukan main. Chase pun mendekat perlahan ke arah layar komputer tersebut. Terpampang sebuah kolom chat di sana disertai foto profil tanpa gambar yang menyapanya. Chase mendapati dalam kolom chat tersebut akun milik Chance sedang dalam keadaan logged in.
Keringat dingin mengucur dari kepala Chase setelah mendapatkan pesan dari Unknown tersebut. Chase lalu mengikuti perintah Unknown dan segera mendownload aplikasi yang diberikan. Setelah ia menyelesaikan proses instalasi, aplikasi tersebut secara otomatis tersebar cepat ke semua orang yang ada di dalam kontaknya tanpa ia ketahui......
....
...
REACH OUT MESSENGER SUCCESSFULLY INSTALLED
..... ..... “Hoo…jadi sudah kau mulai ya? Permainan gilamu..” ujar seseorang di kegelapan, berdiri di belakang seseorang yang misterius di balik layer komputer berukuran besar.
“Permainan gilaku? Padahal ini kulakukan demi kau dan kau juga ikut andil tau! Kau yang ingin menemukan ‘anak itu’ kan? Aku hanya merasa dengan cara ini mencarinya jadi lebih mudah. Kau yakin kan dia berada di sekolah itu?”
“Kau gila karena selalu menyerocos Tuhan Tuhan, aku muak mendengarnya. Dan yah, tidak salah lagi 'anak itu' ada disana dari info yang aku dapat dari kurir langgananku. Oh ya, aku mau keluar“
“Kemana?”
“Aku mau bertemu dengan 'kakek tua' itu supaya akses kita kesana lebih mudah..”
“Pfft.. aku tidak tertarik pada ‘anak itu’, tapi aku kasihan padanya.. dia sudah jadi tikus dalam perangkap disana….”
"whatever..."
BLAM……!
*******
“J, aku tidak senang dengan penampilanku saat ini…” kata seorang pemuda yang berdiri di depan cermin dengan tampang lesu.
“Apa boleh buat tuan muda, anda harus bersabar. Ini demi kebaikan anda!” tukas seseorang yang berpakaian ala butler sambil menutup mata dan menghela napas, kewalahan dengan sikap tuan mudanya yang sudah mengeluh entah untuk yang keberapa kalinya.
“Uh, aku tau.. aku harus melindunginya. Tapi kau yakin aku juga akan aman disini?”
“Tenang, saya juga lebih bisa melindungi tuan muda disini”
“Uh, baiklah…. **…”
“PIP!” dua suara bunyi mendadak mengejutkan sang tuan muda dan butlernya.
“Handphonemu..?”
“Iya, tapi sepertinya handphone tuan muda juga..”
********
“Nona….di handphone anda itu…”
“Entah. Aku juga tidak tau..sepertinya itu kerjaan si pak tua dan sekutu sampahnya…”
“Lalu apa yang akan anda lakukan?”
“Tentu saja ikut.. mau bagaimana lagi, kita juga ditugaskan untuk mencari anak itu..”
*******
Di balik sebuah layer komputer, seorang anak muda berambut oranye mengetikkan beberapa kata di sebuah kolom chat. Setelah itu, ia merebahkan kepalanya pada sandaran kursi yang ia duduki. Matanya melihat kipas di langit pelafon yang terus berputar.
“Aku tidak tahu aku bisa kembali atau tidak. Kalau kau kak, apa yang akan kau lakukan….?”
Ia lalu melirik ke arah kertas-kertas yang bertumpukan di atas mejanya. Diantara kertas itu ada satu kertas yang menarik perhatiannya.
Kalender Akademik Sky International Boarding High School Academy
“Semester baru sudah mau mulai ya….”
Note: Ada beberapa perubahan tapi sebagian besar yang udah terjadi di versi sebelumnya sama kok. Silahkan kalian bisa chat sama member seperti pertama kali kalian dapat ROM. Nanti juga akan ada update cara mainnya karena ada sedikit modif .
|
|
|
Post by yulia_colldz on Jul 16, 2017 17:04:28 GMT
“Ms. Yukari menelepon katanya anak-anak ada yang belum kembali,” ujar Emmanuel kepada steve via portable radio transmitter.
“Coba cek cctv..”
“Sudah kulakukan. Tidak ada yang aneh..tak ada anak-anak di area sekolah.”
“Apa mereka hilang di luar area sekolah? Benarkah tidak kau temukan sesuatu yang aneh di cctv?”
“Tidak ada. Ngomong-ngomong aneh.. kenapa biarkan pagar listrik mati tadi?” ujar Emmanuel sambal mengutak-atik tombol control cctv.
'Pagar listrik..anak-anak hilang'….Steve menyadari sesuatu dan langsung berteriak pada Emmanuel. “Emmanuel…! Hutan.. coba cek ke hutan apa ada anak-anak yang masuk ke sana! CEPAT!”
“Oh..uh baiklah” balas Emmanuel yang menjadi panik dan menyiapkan senjata serta senter sebelum bergegas lari keluar ruangan.
“Kau mengganggu rencanaku..” ujar Unknown 2 mendecakkan lidahnya. “Seharusnya permainanku di mulai nanti. Kalau begini Teale selamat dengan cepat,” tambahnya dengan nada kesal.
“Maaf, maaf. Tapi salah satu dari si kembar Crawford itu penting untung rencana kita kan?” Unknown 1 melontarkan pertanyaan retoris, membuat unknown 2 mengangguk mengakuinya.
“Kau bilang kau dan cungukmu itu tidak akan membuat curiga orang-orang di sana? Lalu nyatanya apa yang terjadi?”
“Umh.. aku tidak mengira orang yang menemani si Crawford di rumah sakit mengingat wajah polisi yang datang sebelumnya.. dia bilang kita harus melapor ke pihak sekolah dulu. Ia hanya ingin memastikan katanya..”
“Hmm…dan kalau kau bertemu dengan security kau bisa apes. Mereka pasti mengenali kau orang yang berbeda. Padahal minta bantuan kepala sekolah kan gak masalah.”
“Haah..iya sih, tapi kata pak tua itu sebisa mungkin jangan membebani kepala sekolah..."
“Aku akan senang hati membebaninya,” ujar Unknown 2 terkikik geli.
“Dengan kau memulai permainanmu, orang-orang jadi tertarik ke hutan. Berapa kelas yang mengikuti permainanmu kali ini?”
“Hm…kira-kira 3 kelas, maksudku beberapa orang dari 3 kelas. Sisanya..ada yang masih di sekolah main klub dan ada yang langsung pulang. Btw, kau tahu? Aku dan pak kepala sekolah mencoba memancing security agar pergi dari ruangannya begitu tahu kau mau menjemput Crawford dan kau dicurigai. Menggunakan cara masing-masing tentunya. Aku ingin menggunakan anak-anak. Dan kepala sekolah katanya mau memberikan tugas pada kedua security office itu. Satu orang berhasil ia panggil. Sedangkan aku, rencanaku gagal, karena malah anak-anak itu berhasil membuka pagar listrik itu duluan haha!..dan lucunya staff security itu memasang balik pagar listriknya setelah mereka masuk hutan haha. Ini persis kejadian kemarin,” unknown 2 tertawa terbahak-bahak memukul paha dengan kepalan tangannya.
“Terus, kau akan biarkan anak-anak itu terkurung di hutan kan?” tanya Unknown 1, “Katanya kau mau ada korban?”
“Hmm..iya sih aku ingin korban dari 3 kelas itu. Kita lihat saja. Tapi…. lucu juga melihat pak sekuriti tua itu berusaha sendirian masuk lagi ke dalam hutan dengan paniknya setelah dihubungi rekannya. Dia keliling hutan bayangkan.. ..mencari anak-anak dari 3 kelas! kita harus berhati-hati pada sekuriti sky high. Kemampuannya tidak main-main. Mungkin kampung asal si pak tua ya hutan disitu? Haha. Aku akan menghargai jerih payahnya dengan membiarkan anak-anak digiring kembali ke sekolah…”
“Seseram itukah hutan di belakang sekolah sky high?”
“Hmm.. apa ya. Sebenarnya tempat-tempat tertentu lebih baik tidak di datangi hahaha. Seharusnya sih untuk tentara bayaran sepertimu hutan itu tidak menyeramkan. Dulu pulau itu dijadikan sebagai habitat tempat hewan liar dikumpulkan, katanya mereka juga sempat dijadikan sebagai kelinci percobaan untuk sebuah penelitian.. ”
“Penelitian apa?”
“Coba tanya Kagami dan si pak tua, mungkin mereka tau. Kau banyak tanya sekali sih padaku?”
“Maaf aku lebih pintar mengancam untuk mendapat jawaban daripada mempelajari buku teks. Tapi aku tidak bisa mengancammu, jadi aku bertanya baik-baik,” ujar Unknown 1 mendengus.
“Btw, aku sudah menaruh sesuatu yang bisa menarik perhatian 'anak itu'. Tapi aku tak bisa mengetahui ia dimana. Aku kesal, di beberapa kelas aku belum punya spy yang bisa kupercaya. Tujuanku hari ini sih hanya memakai Teale, yang memasang beberapa bait untuk ‘anak itu’. Seharusnya sih, kalau sesuai perkiraanku, ‘anak itu’ akan curiga dengan permainanku. Apalagi Teale ikut. Seharusnya mau tidak mau dia ikut permainan ini. Dan kalau Teale mati selagi membantu kita untuk memancing agar ‘anak itu’ muncul, akan membuat kerjaku jadi lebih mudah sebenarnya. Sayangnya dia ditolong dengan cepat, masih hidup dan punya kemungkinan untuk melawan kita balik.”
“Apa dia sadar dan yakin kau bukan berada di pihaknya?”
“Haha..dia pasti masih bingung. Dia pikir, hanya ayahnya yang mengejar ‘anak itu’ padahal orang lain juga mengetahui alasan kenapa dia dan ayahnya mengejar ‘anak itu’”
“Terus kerjaanmu selanjutnya apa?”
“………membungkam mulutmu.”
"......."
"Haha..kau ini bagaimana? tentu saja aku akan memulai permainan baru!.."
*****
Forest, Cave Entrance
“Pak Han! Anak-anak..! kalian tidak apa-apa?” seru Emmanuel setelah rombongan X-2 keluar dari gua dengan beberapa anak menopang Teale. Para rombongan lega setelah melihat sang satpam. Melihat keadaan para murid yang kelelahan dan ada yang cedera, membuat pak Emmanuel mengurungkan niat untuk menginterogasi dan segera membantu membopong yang terluka. Kalian pun berhasil sampai dengan selamat memasuki sekolah.
“Saya harap bapak dan anak-anak menjelaskan apa yang terjadi besok, sekarang kalian dipersilahkan pulang dulu. Akan saya antar menggunakan mobil, apakah kalian mau ke dorm atau ke rumah sakit?”
|
|
|
Post by yulia_colldz on Jul 19, 2017 14:13:59 GMT
Day 2 Chasing Through The haze Seperti biasa, sebelum memulai pelajaran, pak Han menjelaskan jadwal pelajaran hari ini yang diantaranya adalah P.E oleh Xiao Tian dan Biologi oleh pak Pre.
(Day Time, 1st period)
Kalian pun bersiap-siap untuk pelajaran si guru nyentrik berambut pirang….dan yang menunggu kalian adalah sebuah pool dengan sang guru yang bersiap dengan mic di tangannya.
“Yoo heyy yooo! Halo semuanya- jumpa- lagi- dengan- e-sport- player -game- yang- sedang digandrungi- di snowsky, Huang Xiao Tian!” Ujar Xiao Tian menggunakan rap yang patah-patah dan memperdengarkannya lewat mic, “Kali ini saya tidak sedang mengadakan sesi tandatangan dan harap bersiap untuk pelajaran renang ya. Kali ini bapak akan membuat sesi yang lebih menarik dimana kalian akan melakukan relay race. Pada awal start masing-masing perenang akan diberikan pertanyaan dan saat mereka sudah menghampiri perenang kedua, mereka akan melontarkan pertanyaan tersebut dan harus dijawab oleh perenang kedua dan perenang kedua harus menjawabnya nyaring sebelum mulai berenang. Kalau salah, maka perenang satu harus kembali ke start dan menerima pertanyaan baru. Begitu seterusnya. Bagaimana, menarik bukan?” teriaknya penuh semangat.
“Whooooo!!!” teriak siswa-siswi kelas X-2 yang sebagian besar senang dengan pelajaran olahraga dengan antusias.
“Oke khusus untuk batch ke 3, saya bagi menjadi 4 tim terdiri dari 2 orang masing-masingnya. Theodore & Raven Sean & Lucia, Haruna & Bastion , Sento & Ryan. tinggal tambahin Xah & Basil biar mantap, sayang Han katanya lagi di rumah sakit dan Basil mau pergi jenguk katanya,” Xiao Tian tertawa sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“Baiklah, Relay Racee……STARRTTT!!”
Note: Salah satu dari couple akan mendapatkan pertanyaan via pm, maka partner couple harus menjawab pertanyaan itu dengan cepat di thread day time. Siapa yang cepat, maka dinyatakan sebagai pemenang lomba renang. Menjawab benar, akan menambah relation dengan Xiao Tian. Untuk Sento, karena partnernya NPC harap dijawab sendiri.
-----
(Day Time, Hospital)
Kau membuka kelopak mata dari tidurmu yang terasa panjang, membiarkan inderamu kembali aktif, mencium dan menerka ruangan apa yang kini kau tempati. Bau obat-obatan mengindikasikan kau berada di kamar rumah sakit. Seperti telah mengalami amnesia ringan, kau bangun dan menahan nyeri di kepalamu dan mengingat yang telah terjadi semalam. Hutan.. kau berhasil menyelamatkan Teale dan dirimu sendiri dari tempat penuh binatang buas itu. Suara pintu terbuka membuat perhatianmu beralih sekejap dari pikiran yang memenuhi kepalamu. Seorang dokter berkacamata dan berjas putih berjalan mendekati ranjang tidurmu. Beliau lalu menanyakan orientasi seperti sadar atau tidaknya dirimu, apakah kau tau kau berada di mana …
“Uh pak, apa saya pingsan tadi malam?” tanyamu yang bingung memotong pertanyaan pak Dokter.
“Ya, Karena malafungsi yang bersifat sementara pada sistem saraf otonommu,” ujar sang doktor dengan pandangan mata menganalisa dirimu, memeriksa alat infus, dan mencatat pada dokumentasi keperawatan.
“Kudengar kau sehabis dari hutan di belakang sekolah?” tanya beliau sambil meneruskan catatannya. Kau mengangguk, rekaman kejadian yang telah kau alami mengalami playback di kepalamu.
“Kemarin juga ada anak-anak yang mengalami hal sama denganmu. Aku heran bagaimana bisa kalian memasuki hutan itu? Baru masuk sekolah sudah ada saja yang berbuat onar. Apa Sky High hanya tempat anak orang kaya yang bermasalah? Kemarin juga ada murid yang dibawa polisi.. ” komentar sang dokter panjang lebar, namun ia segera berdehem dan kembali mencatat datamu.
Mengakhiri catatannya, sang doktor menatap lekat matamu. “Kuharap lain kali tidak ada kejadian seperti ini. Semoga ini menjadi pelajaran bagimu. Untuk yang pertama dan terakhir kalinya. Sebagai dokter, aku tidak berharap banyak pasien yang datang karena sakit.”
Kau lalu...
- Mengangguk mengerti dan mengucapkan terima kasih . - Menatap dokter dengan pandangan kosong. - Membalasnya dengan kata kasar. - Menghalau pak dokter agar tidak pergi.
BREAK
Terdengar melodi lagu kebangsaan Snowsky mengalun dari speaker intercom sekolah, tanda pelajaran selesai dan murid-murid memiliki waktu untuk istirahat. Kau berpikir untuk:
- Pergi Ke Cafetaria
- Ke security office
- Ke Garden/Rooftop Garden
- Membantu Guru
- Kounseling dengan Pak Han
- Mengusulkan pembuatan club dengan salah satu guru (pilih guru yang ada)
- Belajar sendiri di kelas
- Ke Sports Hall
- Ke Field dalam sekolah
- Ke Pool
- Infirmary
- Bolos dan pergi ke luar (pilih di map)
Note: Silahkan jawab dengan menggunakan bold pada pilihan kalian. Kalian bisa mengajak teman untuk pergi ke tempat dan tujuan yang sama bila kalian ingin berinteraksi. Untuk yang di rumah sakit, kalian akan berada di rumah sakit hingga Night Time.
|
|
|
Post by yulia_colldz on Jul 19, 2017 15:19:19 GMT
Day 1 Relation results:
Cererieann: Inuzuka Kata (+1), Lucia: Gardener (+2), Harry Simpleton (+2) Maggie: Cafetaria Girl (+2), Harry Simpleton (+1) Haruna:Cafetaria Girl (+2), Harry Simpleton (+1) Theo: Steve & Emmanuel (+3), Harry Simpleton (+1), Alistair (+5) Han: Steve & Emmanuel (+3) Cylen: Huang Xiao Tian (+6) Raven: Inuzuka Kata (+3) Sean: Han (+1) Bastion: Sento:
Day 1 School Points:
Cererieann: 2 Lucia: 4 Maggie: 1 Haruna:1 Theo: -1 Cylen: 4 Raven: 2 Sean: -1 Bastion:-1 Sento: 2
|
|
|
Post by yulia_colldz on Jul 25, 2017 4:01:09 GMT
Hospital
Kau berterima kasih pada pak dokter. Ia hanya meresponmu anggukan. Kau lalu menghalau beliau pergi, menanyakan tentang siapa anak yang dibawa oleh polisi kemarin.
“Hm? penasaran? …..Kalau tidak salah namanya Chase Crawford,” jawab sang dokter.
Kau menanyakan lagi alasan ia dibawa. Dokter itu memijat dahinya, sepertinya agak sebal dengan kau yang menahannya untuk pergi sedari tadi.
“Aku tidak tahu pasti, tapi sepertinya berkaitan dengan insiden di Sky International Hotel,” ujar sang dokter dengan tampang menyerah. Ia memperhatikan wajahmu yang terlihat terkejut dan kemudian melanjutkan, “Mungkin kau bisa menanyakan pak Alistair. Beliau ada waktu polisi mengamankan anak itu. Ia sedang menjenguk Chase.”
Melihat kau yang masih terdiam, pak dokter memutuskan untuk saatnya ia pergi, “Istirahatlah. Kalau sudah merasa mendingan, kau boleh pulang setelah melapor,” ujarnya sambil berlalu. Kau pun mengikuti anjutannya dan beristirahat sepanjang waktu break.
Pool
“! Ternyata pemenang batch ke-3 adalah pasangan romi-juli.. eh salah, Haruna masuk rumah sakit yak. Berarti pasangan Romi-Suster karena si Romi selingkuh waktu jenguk Juliet di rumah sakit. Selamat untuk Raven dan Theo! Saya yakin nilai kalian juga akan bagus saat ujian nanti!” ujar si guru chatterbox dengan nyaring via micnya. “Oke batch selanjutnyaaaaa! Tolong bersiap-siap! Hei siapa itu yang meludah sembarangan! Kalau meludah, buang air besar atau kecil tolong jangan terang-terangan! Yang liat bisa shock! Oke, salah, maksudku jangan sama sekali ketauan mengotori air kolam karena akan kutugaskan membersihkan kolam selama seminggu!” serunya kencang, membuat murid-murid menutup telinga mereka dari dengingan yang begitu nyaring.
Huang Shao Tian mengingat Theo dan Raven yang berhasil dalam pelajarannya hari ini.
Break
Theo, Infirmary
Dokter yang berada di infirmary menyambutmu dengan senyuman. “Ada yang bisa saya bantu? Kamu sakit apa?” ujarnya dengan senyum tipis. Beliau ini terkenal baik pada anak-anak yang datang kepadanya, tapi menurut teman-temanmu jangan pernah mencoba bolos karena akan dilaporkan beliau sebagai pelanggaran peraturan sekolah, intinya kau akan mendapatkan minus goldmu. Kau lalu menunjukkan luka-luka yang kau alami. Beliau segera mengambilkan obat-obatan dan membalut lukamu dengan cepat. Sembari mengobatimu, beliau menanyakan bagaimana kau mendapat lukamu. Kau pun menceritakan kejadian yang kau alami.
“, sudah selesai. Lain kali hati-hati ya. Kalau ada apa-apa kau bisa kembali lagi nak Theo,” ujar beliau menepuk pelan lenganmu setelah menyelesaikan balutan perbannya.
After School
Bunyi dari speaker di kelasmu menunjukkan sekolah sudah berakhir dan kau memutuskan untuk..
- Ke security office
- Ke Garden/Rooftop Garden
- Membantu Guru
- Kounseling dengan Pak Han
- Mengusulkan pembuatan club dengan salah satu guru (pilih guru yang ada)
- Ke Sports Hall
- Ke Field dalam sekolah
- Ke Pool
- Pergi Ke Cafetaria
- Ke security office
- Ke Garden/Rooftop Garden
- Membantu Guru
- Kounseling dengan Pak Han
- Mengusulkan pembuatan club dengan salah satu guru (pilih guru yang ada)
- Belajar sendiri di kelas
- Ke Sports Hall
- Ke Field dalam sekolah
- Pilih tujuan dalam Map
- Pulang ke Asrama
Hospital
Kau sudah merasa lebih baik dari sebelumnya, meskipun ada juga rasa sakit yang tertinggal. Kau membolak-balikkan badan di ranjangmu sambil berpikir. Apakah kau akan beristirahat saja disini hingga pulih 100% ataukah keluar dari rumah sakit secepatnya ?
- Beristirahat di rumah sakit hingga malam - Beristirahat hingga esok hari - Keluar sekarang
Note: Untuk yang di hospital, yang memilih untuk keluar bisa memilih opsi after school. Untuk pelajaran Pak Pre, akan disiapkan flashback.
|
|
|
Post by yulia_colldz on Jul 25, 2017 4:06:14 GMT
|
|
|
Post by yulia_colldz on Aug 3, 2017 13:41:32 GMT
Cererieann memilih untuk pergi menuju asrama laki-laki.
Di area pintu masuk terdapat ruang manajer dorm yang memiliki loket kaca. Kau disambut senyuman oleh sang manajer berkacamata dan rambut pirang. Kau membaca tag namanya, Glenn Alistair. Tidak salah lagi, ini orang yang direkomendasikan oleh pak dokter di rumah sakit yang tau mengenai penangkapan Chase oleh pak polisi.
“Selamat siang~ siapa ya? ada yang bisa saya bantu? Ada apa ya anak perempuan datang main-main ke asrama laki-laki?” tanyanya beruntun, tapi tetap dengan sikap ramah, meski dibalik itu seperti ada nada menggoda disana. Apalagi di tambah kedipan matanya, membuat kau sedikit geli. Matamu yang tak bisa diam sekilas menangkap kertas peraturan yang menempel di loket dan di dinding sekitar ruang masuk. Uh oh, mungkin ini alasan lain yang menyebabkan kau merasa geli akan sikap pak Alistair. Beliau bukannya menggoda untuk merayumu, tapi sepertinya pesan lain agar kau berhati-hati. Kau lalu membalasnya dengan memperkenalkan dirimu sekenanya. Kau mengatakan bahwa kau ingin menemuinya.
“Wah..ada anak perempuan yang kesini spesial untuk saya. Bagaimana kalau kita ngobrol di lobby?” tawarnya sambil menunjuk ke ruang di dalam asrama.
- Menerima tawarannya (menghabiskan waktu after school) - Menolak dan mengatakan ingin menemui teman lain di asrama laki-laki - Keluar (pilih tujuan) - Pulang
Break time
Lucia memilih untuk pergi ke rooftop garden.
Disana kau menemui tukang kebun lagi. Kali ini beliau sedang beristirahat, duduk diantara Azalea yang tumbuh cantik. Beliau tengah menenggak sebotol air mineral. Beliau melihatmu yang mendekat ke arahnya, beliau pun memberi spasi untukmu dengan menggeserkan badannya.
“Halo nak Lucia, rajin sekali ke kebun ya,” komentar beliau senang. Kau lalu menemani beliau mengobrol masalah perkembangan tanaman, musim, dan bunga yang disukai. Kau lalu menanyakan bunga favorit beliau.
“Aku menyukai mawar,” ujar beliau dengan mata menerawang kejauhan seperti mengenang sesuatu. Beliau lalu menunjuk kumpulan bunga daffodil. “Kau liat disana? Dulu diisi dengan mawar sebelum dirusak anak-anak nakal. Padahal mawar itu dirawat dengan sangat baik oleh salah seorang murid,” pak tukang kebun memandangmu dan melanjutkan, “Kau mengingatkanku pada anak itu. Dia anak yang sangat baik hati.” Kau lalu menanyakan perihal anak itu. “Aku ingat namanya Axel Hart..kalau bertemu dengannya, tolong sampaikan salamku padanya,” ujar sang tukang kebun sebelum menenggak habis air mineralnya dan melanjutkan tugasnya. Kau lalu mencoba mengingat nama yang diberikan oleh beliau.
Maggie memilih untuk pergi ke field dalam sekolah.
Li Xuan terlihat seperti biasa berada di field sekolah dengan teman-teman satu klubnya. Tampaknya ia sudah memasukkan rekrutmen sebagai pekerjaan sampingannya, karena ia tak lelah mencoba merekrut junior-junior yang lalu lalang di field. Dalam hatinya ia berharap ada junior yang mampu meneruskan usaha klubnya, baik sebagai pemain regular maupun sebagai manajer timnya. Melihatmu, secepat kilat ia menyapamu, “Halo, tertarik ikut klub lari?” tanyanya pada Maggie.
Break
Theo memilih untuk pergi ke ruang security.
Disana terlihat salah satu satpam itu bersiap-siap untuk pergi ke luar.
“Ah, timing yang bagus nak Theo,” ujar pak Emmanuel yang menyadarimu muncul. Steve terlihat melambaikan tangannya dan tidak beranjak dari kursinya dan terus memonitori keadaan CCTV.
“Saya mau menanyakan perihal kejadian kemarin. Namun bapak juga akan berpatroli sebentar. Apa kau mau menemani bapak? Kita bisa mengobrol sekalian..” tawarnya sembari mendekatimu dan meraih gagang pintu. Kau lalu..
- Menerima tawarannya untuk patrol - Memilih untuk mengobrol bersama Steve - Menolak dan keluar ruangan (pilih tujuan selanjutnya) - Pulang
|
|
|
Post by yulia_colldz on Aug 5, 2017 14:44:38 GMT
After School
Cererieann, Boys Dormitory
“Begitu. Melihat seragammu dan pertanyaanmu, kau teman Chase ya? Hm..Bagaimana ya menceritakannya, aku tidak ingin menceritakan ke sembarang anak mengenai hal ini…” ujar beliau sambil memijat pelipisnya. Menghela napas, beliau lalu melanjutkan, “Tapi kurasa kau sudah mengetahui mengenai kematian yang menimpa anak kelas X-2, namanya ..hm..Sylviana? dia adalah teman Chase,” Beliau mulai menjelaskan secara serius, “ Dua hari yang lalu mengikuti datangnya surat panggilan kepolisian, ada dua orang yang datang ke sekolah memperkenalkan diri mereka sebagai polisi untuk membawa Chase sebagai saksi pembunuhan Sylviana. Namun setelah memastikan kondisi Chase yang masih dirawat di rumah sakit, panggilannya ditunda sementara. Kemarin, dua polisi datang lagi ke rumah sakit, setelah yakin dengan kondisi Chase, mereka lalu menggiring Chase keluar. Aku…cukup khawatir mengenai hal ini…”
Kau mencoba bertanya apa yang dikhawatirkan oleh beliau.
“Aku takut Chase sepertinya lebih dicurigai sebagai tersangka. Dan yang membuatku merasa tidak enak…salah satu dari polisi itu.. sepertinya bukan orang yang sama dengan yang sebelumnya datang melapor ke sekolah….lalu…”
Lalu? Tanyamu tak sabaran.
“Aku mencium bau seperti sesuatu yang habis dibakar darinya..” ujar pak Alistair sambil memencet hidung dan membaui sesuatu seperti mencoba mengetes penciumannya dan mengingat bau polisi tersebut.
“Haah.. aku sempat dikatai berhidung tajam. Tapi aku tidak yakin juga bisa mengalahkan hidung anjing,” ujarnya tertawa mencoba bercanda. “Aku sempat menelepon pak Xiao Tian untuk menghubungi orang sekolah untuk menghalau kedua polisi itu tapi.. tidak ada balasan lebih jauh darinya dan usahaku sia-sia,” Ia lalu bangkit dari duduknya, “Itu saja cerita dariku. OH! Kau mau mencoba pie buatanku? Sebagai tamuku, kau akan kuberi sampel spesial pie percobaanku! Aku ingin membuatnya untuk homecoming! Mau ya?” tanpa menunggu balasanmu beliau dengan riang meninggalkanmu sementara selagi kau memproses apa yang diceritakannya.
Chase… pembunuh sylviana? Apa benar..?
Han, Security Office
Kau memilih untuk memonitori CCTV bersama Steve.
Steve tampak tak acuh padamu. Sepertinya ada sesuatu yang membuat petugas itu sedikit bersikap dingin padamu. Apa kau melakukan sesuatu yang membuatnya seperti itu? Namun ia tetap membiarkanmu ikut mengamati CCTV.
Memutuskan untuk memecah keheningan, kau pun bertanya langsung kenapa dengan sikap Steve padamu.
“Seseorang membuka ruang circuit breaker kemarin,” ujarnya melirikmu sinis lalu kembali lanjut mengamati CCTV. "Aku mencurigai satu orang," lanjutnya.
Kau meminta maaf sesegeranya pada Steve mengenai kejadian kemarin dan menjelaskan alasanmu untuk menyelamatkan muridmu. Steve hanya megangguk, dan berkata bahwa ia akan menganggap kejadian circuit breaker kemarin tidak ada, meskipun kau tidak yakin dengan yang dikatakannya. “Kau harus bersyukur, kamera CCTV dekat pintu masuk hutan sudah diperbaiki. Kalau tidak aku tidak percaya dan akan melaporkan tindakanmu.”
Kau kemudian bertanya mengenai CCTV di dekat pintu masuk hutan.
Steve lalu bercerita, “Dua hari yang lalu CCTV di situ rusak. Rekaman kamera sebelum kerusakan itu juga hilang. Aku masih tidak tau pelakunya. Sayang sekali, padahal thermal CCTV itu jenis baru,” ujarnya menyayangkan.
“Aku mencurigai anak-anak sih. Tapi ya begitu, rekaman hilang. Anak-anak tidak sedikit yang lalu lalang di area itu. Hanya saja …di rekaman CCTV terakhir di area koridor yang menuju pintu keluar menuju arah Hutan di malam hari itu memperlihatkan sosok pemuda yang memakai headset. Lampu saat itu sudah mati, jadi kamera tidak bisa melihat dengan jelas, apalagi pemuda itu memunggungi kamera.”
Kau pun manggut-manggut mendengarkan ceritanya dan mengingat apa yang diceritakan Steve.
Theodore, School Area
“Jadi kalian memutuskan untuk memasuki Hutan karena itu? Ini benar-benar di luar dugaanku.. bagaimana nona Teale bisa masuk hutan?! Aku harus melaporkannya pada Steve dan atasan. Kalian ternyata anak-anak bandel…ckckck,” Pak Emmanuel merespon ceritamu dengan decakan lidahnya, sesekali menggelengkan kepala.
“Tapi aku bangga padamu nak, berani memasuki hutan untuk menyelamatkan seseorang. Nak Theo memang anak baik,” ujarnya memuji dan menepuk pundakmu. “Tapi kau menjerumuskan diri ke sesuatu yang berbahaya nak..bapak khawatir mengingat kejadian seperti nak Sylviana,” raut wajah beliau berubah khawatir. Beliau lalu terlihat berpikir sejenak sambil meneruskan patrol sekolah bersamamu. Selang beberapa saat kemudian, setelah beliau sepertinya menimbang-nimbang sesuatu, beliau memberikan gestur agar kau mendekat padanya.
“Aku akan membantumu untuk melindungi dirimu dari bahaya. Sehabis sekolah kau bisa mendatangi bapak, bapak akan memberikan alat pelindung yang bisa kau gunakan,” tawarnya namun diikuti dengan gesekan jari, “Tapi jangan lupa tipnya ya,” ujar beliau menyengir.
Special shop open only for Theo! Kamu bisa membeli alat-alat khusus yang hanya bisa dibeli lewat Emmanuel after school!
|
|
|
Post by yulia_colldz on Aug 9, 2017 13:09:46 GMT
Cylen Ox (After School)
Kau memilih untuk bertemu Xiao Tian di Horse Stable untuk menanyakan perihal foto yang kau simpan.
Wajah Xiao Tian terlihat kaget bercampur heran melihatmu yang sudah sehat-sehat saja.
“Hoi Cylen! Katanya kau di Rumah Sakit! Kenapa kau dengan santainya datang ke sini?! ………” ia lalu berpose ala berpikir keras. “Aku tau..kau pasti sebenarnya tidak sakit dan mencari alasan untuk tidak masuk sekolah! IYA KAN?!” ia mengayunkan telunjuknya ke arahmu dengan nada menuduh. Ia lalu melipatkan tangan di dadanya kemudian bernada sok berkata, “Huh, kalau kau bukan cunguk ku, kau akan kulaporkan, makanya bersyukurlah!” ujarnya diikuti cengiran khasnya.
“Kau mau belajar berkuda lagi?” tanyanya. Merasa lebih baik tidak bertanya to the point, kau pun menggelengkan kepalamu. “Oh ya, kau habis….sakit. Oke, kalau begitu untuk apa kau datang kesini?” lanjutnya lagi. Kau memperlihatkan gambar pak Tua yang kau simpan. Xiao Tian lalu memperhatikan dengan baik wajah di gambar tersebut dan berpikir….dan berpikir…. Kemudian menggaruk kepalanya.. lalu mengatakan ‘hmm’ yang panjang.
“Kayaknya aku pernah lihat wajah ini.. tapi di mana ya…hngg….” Dan ia melanjutkan pose berpikirnya lagi…
Selang beberapa menit kemudian…
“AHHHHH! Aku pernah liat wajah yang mirip bapak tua ini.. di koran yang dibaca pak Simpletoon!” seru Xiao Tian nyaring seperti ikut lomba kuis berhadiah. Namun ia segera memasang tampang maaf, “Sorry ya Cylen. Aku tidak tahu siapa nama itu pak tua. Tapi aku yakin pak tua itu orang yang sama dengan yang kulihat di koran waktu itu. Uh..korannya aku tidak ingat tanggalnya. Tapi mungkin kau bisa tanya pada orang lain, langsung ke pak Simpletoon atau pergi ke perpustakaan untuk mencarinya.”
Kau berterima kasih atas tips yang diberikan Xiao Tian, kau lalu pamit padanya sebelum memutuskan untuk pulang.
*****
Theodore Eames (Night Time)
Kau memilih untuk pergi ke game centre…
Berbagai permainan bisa kau coba disini. Kau bingung memilih permainan yang mana yang akan kau mainkan. Ketika kau sudah menemukan mesin yang kau inginkan, kau pun segera menikmati permainan tersebut. Ketika permainan berakhir dan kau membalikkan badanmu tiba-tiba, kau bertubrukan dengan seseorang.
Seorang gadis berambut coklat bergelombang panjang dan raut wajah datar. Oh, selintas ingatanmu mengenai wajahnya muncul. Dia teman sekelasmu yang bernama Yukina, si pendiam salah satu teman baik Sylviana.
Kau meminta maaf dan Yukina hanya menyapu jaketnya lalu mengangguk. Tatapannya yang kosong membuatmu merasa permintaan maafmu seperti tak diterima dan kau merasa sedikit kesal kau seperti dianggapnya noda kotor. Ia seperti membaca rautmu dan berkata, “Kau lupa. Aku germaphobia,” ujarnya pendek. Kau sedikit terkejut mendengarnya berbicara, lalu memaklumi perbuatannya. Kau kemudian berbasa basi menanyakan sedang apa Yukina di game centre tersebut, karena diam-diam kau heran juga kenapa Yukina yang sepertinya bukan tipe gamer bisa nyasar ke tempat tersebut.
Yukina hanya membalasmu dengan mematung beberapa saat sebelum berkata, “Mencari lagu,” jawabnya. Hah? Mencari lagu di game centre? “Hanya memastikan,” tambahnya lagi..ia kembali diam. Kau pun dengan sabar menunggunya. Melihatmu yang sepertinya tidak menjauh darinya dan mengharapkan penjelasan darinya lagi ia lalu melanjutkan dengan helaan napas frustasi, “Penting. Ada di sini. Aku rasa. Sampai jumpa.”
Kau hanya bisa melongo melihatnya berlalu menjauhimu dan memeriksa mesin permainan satu persatu. Padahal kau ingin membantunya bila ia mau, namun melihat sikapnya kau hanya menggelengkan kepala. Sepertinya ia sibuk, nanti sajalah kau tanya lagi padanya. Kau kemudian lanjut ke permainanmu selanjutnya.
Maggie (Night Time)
Kau pergi menuju theatre. Staff theatre menyambutmu dengan senyum manis dan menerima tiket yang kau berikan padanya. Kau menikmati salah satu film yang dimainkan hari itu. Film horror yang sedang ramai dibicarakan, The Stalking Mummy. Salah seorang penonton, seorang gadis berteriak histeris di belakangmu dan memeluk seorang pemuda di sebelahnya yang sepertinya bukan kenalan gadis tersebut. Pemuda itu tampak terganggu dengan hal tersebut. Pemuda itu sempat menggerutu bahwa ia sering ke theatre tapi belum pernah mengalami hal memalukan seperti itu. Kau menggelengkan kepala melihat tingkah laku penonton yang heboh begitu dan kembali menikmati film seraya berdoa semoga tidak ada lagi gangguan.
Han (Night Time)
Kau menemui Alistair yang masih menjaga di ruang manager dorm. Alistair yang melihatmu tersenyum, “Ada yang bisa saya bantu?”
Kau mencoba menanyakan perihal Chase pada Alistair. Ia menceritakan hal yang sama sebelumnya dengan Cererieann.
“Hm..sepertinya banyak yang bertanya mengenai Chase hari ini. Yang jelas sih, ia dibawa oleh polisi untuk dimintai keterangan. Jadi mungkin kau bisa menemuinya di kantor polisi di kota,” ujar Alistair yang kemudian mengalihkan perhatiannya pada seorang petugas yang datang via pintu masuk.
“Maaf ya, aku harus mengecek pemakaian gas, bisa kita lanjutkan lain kali?” tanyanya tanpa menunggu jawabanmu dan mendekati petugas tersebut.
|
|
|
Post by yulia_colldz on Aug 10, 2017 12:22:53 GMT
Day 3 Reflection
Pelajaran di sekolah kembali berlangsung. Kali ini pak Pre mengajarkan Biologi lagi kepada kalian. Guru Biologi, Dr. Pre
Memasuki ruangan laboratorium biologi milik Dr. Pre, kalian bisa merasakan aura yang mencekam dari berbagai bagian tubuh dan hewan yang diawetkan dalam tabung kaca juga benda-benda organik asing lainnya yang disimpan dalam toples pada bermacam kabinet yang terletak di sekitar ruangan. Terdapat juga berbagai alat-alat peraga, alat bedah serta alat percobaan yang mengkilat terpampang di dalam lemari-lemari kaca. Belum lagi berbagai makhluk hidup peliharaan Dr. Pre mulai dari berbentuk lucu hingga menyeramkan yang dipajang di dalam kandang serta akuarium kaca yang menghiasi meja-meja di pinggiran laboratorium tersebut.
Terdengar suara langkah kaki yang berjalan perlahan dan menggema di lorong depan laboratorium biologi. Murid-murid mulai bergidik ketakutan begitu melihat sosok Dr. Pre yang mulai memasuki ruangan dengan jubah dokternya yang melambai-lambai entah tertiup oleh angin gaib apa.
Terlihat bercak-bercak merah pada jubahnya (yang para murid tidak mau tau itu bekas apa) serta beberapa pisau bedah kesayangannya yang selalu ia simpan bersama pulpen di saku dada jubahnya. Dengan raut wajah yang datar dan suara yang cukup pelan(walaupun pelan, pada murid tidak kesulitan untuk mendengar suaranya karena kelas Dr. Pre biasa sunyi), Dr. Pre memulai pelajarannya.
"Hari ini...saya akan membahas tentang sel mitochondria. Kalian tau...kalau kalian makan...yang mengubah makanan kalian menjadi energi adalah sel tersebut." Dr. Pre terdiam sejenak untuk mengambil sebilah pisau bedah di sakunya dan mulai memain-mainkannya. "Maaf...saya gugup kalau tidak melakukan ini."
"Kami lebih gugup kalau anda melakukan itu, pak..." celetuk salah satu murid.
Tiba-tiba Dr. Pre menancapkan pisau bedahnya ke bagian kepala salah satu alat model peraga tubuh dan seketika kelas pun hening.
"Saya hanya mengetes...ketajaman pisau saya..." ujarnya pelan sebelum tangannya kembali meraih pisau bedah lain di saku jasnya dan mulai memutar-mutarnya di tangannya. "Ada dua macam cara mitochondria melakukan respirasi sel...yang pertama menggunakan oksigen dan memproses glukosa menjadi karbon dioksida dan air...yang kedua tidak menggunakan oksigen dan mengubah glukosa menjadi asam laktat...biasanya terjadi sewaktu tubuh kita melakukan olahraga yang berat bagi tubuh... "
"Ada...beberapa pertanyaan yang bisa kalian jawab...
1 Apa nama respirasi sel yang menggunakan oksigen? 2 Apa nama respirasi sel yang tidak menggunakan oksigen? 3 berapa rata-rata atp yang dihasilkan ketika respirasi sel menggunakan oksigen? 4 berapa atp yang dihasilkan respirasi sel tanpa menggunakan oksigen? 5 Apa itu proses glycolysis?
"Satu...pertanyaan hanya bisa dijawab oleh 2 orang...mulailah menjawab." Di tengah-tengah pelajaran, ada sebuah getaran handphone yang dirasakan salah satu murid…….
From Liveevil@why.com
To me Bersambung di play time…
|
|
|
Post by yulia_colldz on Aug 12, 2017 14:41:19 GMT
|
|
|
Post by yulia_colldz on Aug 13, 2017 13:37:44 GMT
|
|
|
Post by yulia_colldz on Feb 28, 2018 16:26:59 GMT
Tuan muda! ...
Tuan muda!...
Tuan muda..!
"Hah....?" anak berambut pirang itu kembali menyadari keadaan sekitarnya setelah lama menatap kalimat yang tertulis pada kertas selebaran yang ia terima di depan kamarnya. Badannya masih sedikit lemas. Keringat dingin yang hendak menetes segera di seka oleh pembantunya, J, yang sudah menyediakan saputangan khasnya.
"Saya khawatir tadi sudah mencari-cari anda di sekolah. Ternyata anda ada di asrama. Anda tidak masuk kelas lagi? mulai kemarin anda dicari oleh Pak Xiao tian..kalau begini terus bisa gawat," ujar J sambil terus merawat tuan mudanya bagai baby sitter. Ia tahu bahwa tuan mudanya benci olahraga, tapi di sekolah elit seperti ini, terlalu sering membolos juga akan menimbulkan masalah. Namun melihat raut wajah tuan mudanya yang pucat, J lekas-lekas membatalkan niat untuk memberi nasihat dan menuntun tuannya masuk ke dalam kamar, membawanya beritirahat di ranjang.
"Ada apa sebenarnya? ada masalah dengan kertas yang anda pegang?" tanyanya yang sedari tadi memperhatikan kertas pada genggaman sang majikan.
Tuan muda itu meneguk ludah sebelum mengangguk, "Sepertinya ini dari unknown atau seseorang yang bekerja dengannya... " ia lalu menyerahkan kertas di tangannya pada J.
"Kau tau itu kan?"
"Ini... sepertinya saya dulu pernah dengar?" tanya J tampak sedikit kurang yakin.
"Ya.. ketika aku pentas dulu. Kutipan dari cerita mengenai seorang anak yang menjadi kambing hitam demi kebahagian orang lain.. "
"Oh....ya,ya. Jadi maksud mereka mengirimkan ini...."
"Maksudnya?" sang tuan muda menggigit bibirnya dengan keras, "Yang aku tahu bahwa mereka jelas sudah tau aku ada di sini dan mengancamku untuk segera menampakkan diriku.....56 jam lagi dari sekarang.."
J seketika terpaku mendengarnya.
|
|