|
Post by yulia_colldz on Jun 21, 2017 14:32:44 GMT
This is thread for Day Time
|
|
Rapyon
New Member
Posts: 23
Likes: 0
|
Post by Rapyon on Jun 30, 2017 9:16:55 GMT
Nama : Fujihara Haruna Class : X-2 Gold : 500 Club : None Inventory : None
BACK TO SCHOOL DAY 1
(Break time) Akhirnya waktu istirahat tlah tiba, Haruna merapikan buku pelajaran dan kembali mengambil handphone nya. "Ternyata forum diskusi ROM sudah sepi" Dengan iseng Haruna mencari pak Han dan pak Shao. Ternyata Maggie merespon pesan nya dalam forum dan ikut mengganggu pak Shao.
"Ternyata mengisengi guru itu lumayan menyenangkan" Ia tertawa kecil.
Kemudian ia membaca pesan Maggie yang berisi ajakan istirahat di kantin dan kebetulan juga ia lupa membawa bekalnya. Haruna membalas pesan Maggie dan berjalan menuju bangku gadis berambut coklat tersebut.
"Yuk ke kantin, mumpung masih sepi." Ajaknya.
|
|
|
Post by gerubana on Jun 30, 2017 10:16:45 GMT
Name: RavenClass: X-2Gold: 500Club: NoneInventory: None.。*゚+.*.。 BACK TO SCHOOL
DAY 1: NEW GAME
[Break Time]
Jam istirahat. Dari sini kita bisa tahu seberapa dekatkah hubungan antar teman sekelas yang terjalin. Seperti pergi ke kantin bersama-sama, mengobrol ini-itu dengan teman sekelas, atau mungkin ada yang lebih memilih sendirian walau sebenarnya dia populer? Atau mungkin karena alasan lain?. Entahlah. Yang pasti di sini Raven termasuk anak yang penyendiri.
Setelah pelajaran Pak Harry Simpleton berakhir. Raven, yang sudah menyiapkan bekal makan siangnya memutuskan segera pergi keluar kelas untuk mencari tempat yang nyaman untuk makan.
"Hmm... kemana seharusnya aku pergi ya?" Raven berpikir sejenak.
"Ah! Mungkin pergi ke kolam renang tidak apa?" Ia pun memutuskan untuk pergi ke kolam renang.
|
|
Cylen O.X.
New Member
Kamu aku dia mereka kami
Posts: 39
Likes: 0
|
Post by Cylen O.X. on Jun 30, 2017 15:14:56 GMT
Nama : Cylen Ogechi XenoInventory : -Gold : 500Club : -Back to school Day 1 : New Game (Istirahat)Hembusan angin dari luar cafetaria membuat suasana menjadi rileks, lalu cylen memasukki cafetaria, tidak disangka bertemu dengan maggie dan haru. Tentu saja mereka sedang istirahat selesai pelajaran, mereka sepertinya dekat sekali (akur). "(Senyum dan melambaikan tangan ke merak berdua)" cylen. "Kak cafetaria, bakso dua bungkus ya. Yang satu makan siang saya dan satunya makan siang pak shao" ujar cylen ke mbak cafetaria. Tentu saja menyiapkan pesanan bakso sangat simple dan cepat ditambah lagi cafetaria masih sepi. Inventory : bakso 2 bungkusTanpa hal lain Cylen langsung ke Sports Hall
|
|
|
Post by Funyarinpa on Jun 30, 2017 15:52:45 GMT
Name: Sean Class: X-2 Gold: 500 Club: None Inventory: Brosur, Key Card Kamar
BACK TO SCHOOL DAY 1: NEW GAME
(school break)Seperti biasa, Sean lebih memilih untuk melewatkan kelas Bahasa Inggris daripada harus berhadapan dengan si guru gigantic itu. Di tengah perjalanannya ke ruang infirmary untuk tidur, langkah Sean terhenti di depan ruang konseling. "Aku akan senang kalau kau akan mengunjungiku di ruang konseling begitu sekolah dimulai, Sean. Sepertinya kita perlu bicara banyak nanti." chat si guru konseling baru beberapa hari yang lalu terlintas di pikiran Sean. Tentu saja dia mengabaikan tawaran itu. Namun entah kenapa, Sean seakan merasa ditarik untuk ke ruangan ini. Dia pun memasuki ruang konseling.
|
|
|
Post by gerubana on Jul 1, 2017 5:47:21 GMT
Name: RavenClass: X-2Gold: 500Club: NoneInventory: None.。*゚+.*.。BACK TO SCHOOL
DAY 1: NEW GAME
[Break Time - Pool]
"Uwaaah... Tak kusangka kalau kolam renangnya seluas ini" Ucap Raven terkagum-kagum. Ia melihat-lihat sekitar kolam renang dan mendapati ada beberapa murid di sana.
"Hee... Aku pikir di sini bakalan sepi karena jam istirahat. Haruskah aku kembali ke kelas saja?" Raven menghela napas pelan. Di saat yang sama tiba-tiba ada seseorang yang menyolek bahunya dari belakang. Sontak itu membuatnya kaget dan langsung berbalik menghadap orang tersebut.
"Hi Sweety, apa kau suka berenang?" tanyanya kepada Raven. Raven tak tahu harus menjawab apa. Karena ia tak memiliki skill apapun di olahraga ini.
"Berenang itu tak hanya olahraga tapi juga seni..ya kan? kau pasti juga mengagumi sosok perenang yang menari di air dan bangkit dengan kilau air mengalir di tubuh mereka. Bukan begitu?" tambahnya. Dan sekali lagi Raven hanya mendengarkan ocehannya tanpa berkata apapun.
"Aku Mike. Kapten klub renang. Kau tidak ingin ikut klub ini sweety?" Pernyataannya tersebut membuat Raven sedikit terkejut. Hee... jadi, dia ketua klub renang. Dia... menyebalkan, pikirnya.
"Ah! Maaf. Aku kemari bukan untuk itu. Aku kemari hanya ingin melihat-lihat saja.. he he he" Raven mencoba membuat alasan dan menolak tawaran untuk bergabung ke Swimming Club.
|
|
Fio
Junior Member
Why did you run from me...
Posts: 66
Likes: 1
|
Post by Fio on Jul 1, 2017 8:33:42 GMT
Nama: Han Profesi: Konselor sekolah dan wali kelas X-2 Gold: 500 Inventory: Brosur, secarik kertas berisi nama tamu-tamu penting. BACK TO SCHOOL DAY 1: NEW GAME (Middle of 1st period)
Sepasang siswa kelas XI terlihat asyik duduk bercakap-cakap dengan Han soal betapa malasnya mereka melanjutkan sekolah. Satu jam yang lalu mereka main menyeruak masuk ke dalam ruangan di tengah periode pertama dan meminta tolong pada Han untuk tidak melaporkan mereka kepada security. Rupanya mereka tengah membolos. Han berjanji untuk memberikan wali kelas mereka sebuah alasan bagi ketidakhadiran mereka di kelas dengan syarat mereka mau berbicara pada Han. Kini, periode pertama sudah hampir usai dan Han masih terus mendengarkan celotehan mereka sambil sesekali mengangguk dan menyeruput kopinya. "Jadi intinya, kalian merasa sudah tau semuanya dan siap terjun langsung ke industri?" "Betul pak!" jawab duo murid itu bersamaan. "Mmm-hmm... Sayangnya bila kalian ingin bergabung dengan NASA atau CERN kalian harus menjadi seorang insinyur dan itu membutuhkan sertifikasi Level A, Kalian tidak bisa terlalu sering membolos apabila kalian ingin mendapatkan sertifikat itu dari sini. Biarpun nilai kalian sempurna dalam sains dan mathematics, kepintaran kalian tidak akan berguna jika kalian bahkan tidak bisa memenuhi persyaratan dari universitas idaman kalian." "Aargh, tapi kami benar-benar sudah bosan sekolah, pak!" "Ya, saya mengerti... Tetapi kalian harus mencari cara agar bisa membuktikan kepada institusi-institusi tersebut kalau kalian memang sudah siap untuk dipekerjakan di bidang ini dan salah satunya adalah dengan memenuhi persyaratan mereka yang mengharuskan sertifikasi Level A dari sini." "Salah satu cara pak? Jadi ada cara lain?" Han berusaha keras untuk tidak menyeringai. "Ya, ada cara lain. Hanya saja saya tidak yakin kalian bisa melakukannya karena ini lebih sulit. Sekolah saja kalian malas." "Uhh.." Kedua siswa tersebut bertukar pandangan sebelum melanjutkan, "apa saja asal tidak pakai sekolah deh pak." ujar salah satunya. Han tidak bisa lagi menyembunyikan cengirannya. "Baiklah, cara lain adalah kalian membangun prestise di berbagai komunitas sains sehingga institusi-institusi tersebut tidak bisa lagi mengalihkan perhatian mereka dari kalian." "Membangun prestise, pak?" tanya yang lainnya bingung. "Buatlah portfolio sains yang mengagumkan!" seru Han sambil memutar-mutar tangannya. "Manusia memiliki banyak isu kau tau, congestion, eksplorasi luar angkasa, kesehatan, penuaan, dan lainnya. Entah kalian membuat solusi untuk semua masalah ini dengan kecerdasan kalian atau menangkanlah berbagai kompetisi sains yang diadakan di dalam atau di luar sekolah." "T-tapi itu artinya kita harus berkompetisi dengan Top 10 di sekolah ini..." tutur mereka enggan. "Oh? Aku pikir kalian sudah siap untuk bersaing di industri. Asal kalian tau ada ribuan orang lebih yang setara dengan top 10 sekolah kita di luar sana bahkan mungkin lebih hebat lagi. Kalau kalian bahkan tidak sanggup bersaing dengan top 10 di sekolah ini ya... lebih baik kalian rajin sekolah saja itu sudah jalan yang paling sesuai. Tetapi... yang aku tangkap dari obrolan kita sedari satu jam yang lalu, bukan itu yang kalian mau kan?" Kedua pemuda itu terdiam mencerna kata-kata Han. Dengan raut muka yang lembut Han meneruskan, "Yang kudapat dari perbincangan kita adalah kalian memiliki mimpi yang besar tetapi kalian takut menempuh jalan yang sukar dan berkerikil. Sebetulnya kalian tidak perlu takut untuk bersaing, sebab manusia memiliki potensi untuk mewujudkan mimpi seandainya mereka bersungguh-sungguh dalam mengejar mimpinya. Kalau keseriusan kalian hanya sampai disini saja, lebih baik kalian lupakan impian itu dan tempuhlah jalur yang lebih realistis. Jalur para pemimpi penuh keringat, darah dan air mata karena mereka terus berusaha merubah sebuah mimpi menjadi sebuah kenyataan. Apa kalian masih mau?" Kedua siswa tersebut terlihat ragu-ragu sebelum akhirnya menemukan kembali kepercayaan diri mereka. Keduanya saling mengangguk dan tersenyum pada Han, "Oke, kami menerima tantangan anda pak!" "Ah, Hey.. Kapan saya menantang kalian--" "Kami akan memenangkan kompetisi sains yang selanjutnya! Apa ada dalam waktu dekat ini?" pungkas salah satu siswa. Han menghela nafas lalu mengecek berita acara di komputernya. "Oh, kalian masi punya waktu lama untuk membuat sebuah proyek besar. Biar kucetak informasinya untuk kalian. Yakin sudah siap mental untuk menghadapi para siswa top 10 di sekolah ini?" "Seperti kata bapak, kalau menghadapi remaja ingusan saja kami tidak bisa, bagaimana kami mau bertahan di luar sana? Kami harus bisa mengalahkan mereka." sahut mereka menyengir. Han membalas mereka dengan senyuman kecil dan sebuah anggukan.
(School Recess Starts) Alunan Elgar - Salut d'Amour yang menandakan saat istirahat menggerakkan kedua siswa untuk merapikan barang-barang mereka dan bangkit dari tempat duduknya. "Baiklah pak, kami akan segera membuat blue print untuk proyek sains kami selanjutnya!" lalu mereka buru-buru melesat keluar ruangan konseling. "Tunggu--..brosur kalian! Hei!!" Hening...
Han melirik brosur kompetisi sains yang ia pegang kemudian memutuskan untuk memanggil kedua anak itu nanti. Break Time... Han berencana untuk mampir ke security office supaya bisa lebih mengenal Sky International High. ( Few minutes prior to 2nd period) "Saya akan menghubungi kenalan saya di Академгородо́к(Akademgorodok) dan Сколково(Skolkovo) untuk mengawasi progress kalian dan merekrut kalian jika kalian sudah dirasa pantas untuk bergabung dengan mereka. Sebaiknya kalian jangan mempermalukan saya dan lakukanlah yang terbaik. Kalau tidak...entah apa yang akan saya perbuat untuk mempermalukan kalian." ujar Han seraya menyeringai kecil. Kedua siswa kelas XI yang barusan melupakan brosur kompetisi sains mereka bergidik ketakutan melihat sisi lain si konselor baru yang rupanya agak-agak sadis dan segera beranjak keluar dari ruang konseling. Han tertawa kecil sambil lanjut meminum kopinya yang sudah agak dingin dan menahan diri untuk tidak mencampurkan vodka ke dalamnya. Han mengecek laci mejanya dan menemukan sebungkus almond panggang madu. Seraya menghabiskan kudapan dan kopinya, Han membuka RO Messenger di ponselnya dan kembali menegur Shaotian, sebuah tradisi yang ia lakoni selama beberapa tahun menjadi temannya. Habis perbincangan mereka di RO Messenger, Han merasa kasihan pada Cylen yang ditargetkan Shaotian menjadi anak buahnya. Hhh.. Anak tycoon sukses ini terlalu... pikirnya lelah sambil membenamkan wajahnya ke telapak tangannya. Seketika itu juga, sekejap instingnya siaga dan memberitahunya bahwa ada seseorang di luar ruangan. Dua menit berlalu dan akhirnya orang itu memutuskan untuk masuk. Begitu pintu terbuka, muncul wajah Sean Cloverfield dengan bahasa tubuhnya yang khas. Han sudah menduga ini akan terjadi tetapi tidak menyangka ia akan datang secepat ini. Han mempersilahkan Sean untuk duduk dan memulai dialog mereka dengan sapaan ramah. "Selamat siang Sean, bagaimana kabarmu hari ini?"
|
|
|
Post by chana on Jul 1, 2017 11:15:37 GMT
Name: Cererieann Class: X-2 Gold: 500 Club: none Inventory: noneBACK TO SCHOOL DAY 1: NEW GAME
(school in session, second period)World History lalu Bahasa Inggris. Cere tidak masalah sama pelajaran Bahasa Inggris, tapi ia agak bermasalah dengan gurunya. Guru bahasa Inggris adalah Pak Basil yang super besar sekaligus super kemayu. Gurunya itu agak sulit membuatnya konsentrasi penuh. Ditambah lagi sekarang Pak Basil memilih Romeo & Juliet sebagai media untuk berlatih Bahasa Inggris. Romeo & Juliet, sebuah cerita yang hampir selalu dimainkan dalam drama anak SMP dan SMA. Cere tidak komplain dengan perannya sebagai second servant karena yang namanya putri bangsawan pun adalah teman bermain dan lady-in-waiting putra putri raja, atau kasarnya bisa dibilang pelayan pribadi mereka. Waktu di Sekolah Dasar dulu Cere pun jadi teman bermain seorang pangeran yang pecicilan, dan saat SMP Cere jadi young-lady-in-waiting seorang putri. Tugasnya adalah mengatur teh juga membantu sang putri memilih dan memakai gaun. Pekerjaan merepotkan yang tidak Cere suka karena ia harus jaga sikap dan bertindak ramah. Yah, tidak suka bukan berarti ia tidak bisa melakukannya. Dibacanya sekali lagi buku teks yang memuat skenario Romeo & Juliet. Entah kenapa Pak Basil juga memasang lagu Salut d'amour. "Tadi kan sudah..." keluh Cere dalam hati sambil melihat ke arah buku. Perannya sebagai second servant sebenarnya agak membuat Cere bingung. Yang gadis itu tahu, servant yang tidak memiliki nama di rumah Capulet adalah laki-laki. Cere diam sejenak dan melihat ke arah Lucia, mengira-ngira bagaimana Lucia akan memainkan perannya sebagai laki-laki. "Whee..where's Poo..Poongg.. Potpan, that ng .." Lucia pun memulai dialognya dengan buku yang hampir menutupi seluruh wajahnya, terbata dengan sukses, "he.. he ... Hheelps not to take away?" Lanjut Lucia lagi, "Hee..ngg.. he.. ssshit..eh shiifft a trenc..trencher?"
Cere hampir saja tersedak ketika Lucia salah ucap "shift" menjadi "shit".
"He scrape a trencher!" Untung saja Lucia langsung lancar di situ. Sehingga Cere tidak perlu tersedak sungguhan. Sudah jelas Cere tidak bisa memakai Lucia sebagai acuan.Kemudian Cere menghela napas ringan sebelum mulai membaca dialog perannya, "when good manners shall lie all in one or two men's hands and they unwashed too, 'tis a foul thing."Tentu Cere tidak merasa kesulitan untuk mengucapkan dialognya. Negara asal Cere, The Order of Orchadia, memakai Bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari. Walau begitu, mungkin teman-teman sekelasnya yang tidak terbiasa dengan aksen Orchadian yang mirip dengan aksen Kastilbaru, akan pusing tujuh keliling dengan apa yang dia baca. Akan tetapi Cere yakin setidaknya Pak Basil sendiri akan mengerti. Kalau tidak, bagaimana ia bisa jadi guru Bahasa Inggris. Namun ketika Cere melihat ke arah Lucia begitu ia selesai, sang Hettinger sedang memperhatikannya dengan matanya yang makin membesar. Cere semakin yakin, Lucia pun tidak paham Cere bicara apa barusan. Entah bagaimana dengan yang lain. Tapi Lucia juga terlihat bersemangat dibalik tatapannya itu walau hanya beberapa saat. Lucia pun kembali tergagap dengan wajah panik, "Away...ng.. with the..the.. jo..joint-stools, rem..re.. remove thee..the c..co..court-cupboard, ..lllook the plate. Good thou, save.. Save meee.. a piece..o..of marchpane; and..and , as thou lo..lo..lovest me, let.. the..the..porter let in..Ssu..suu..Susan Grindstone and Nell.. Antony, and Potpan!" Hanya Lucia dan Tuhan yang tahu kenapa Lucia selalu sukses di bait terakhir. "Ay, boy, ready," jawab Cere sesuai dialognya. "You..aa..aare..ngg..look..lookd..ngg..for..for and..and.. called for, asked for and..angg.. sought for," Lucia terlihat ingin benar-benar mengakhiri perannya secepat mungkin, "inthegreatchamber," dan mungkin memang benar karena ia membaca kata-kata terakhir dengan amat sangat cepat seperti kereta peluru. Kali ini ia tidak sukses di bait terakhir. Cere membaca dialognya, "we cannot be here and there too. Cheerly, boys; be brish awhile, and the longer liver take all."Peran second servingman berakhir sampai situ, Cere kembali ke tempat duduknya dan menonton adegan selanjutnya.
Nt: Kastilbaru maksudnya Newcastle, UK.
|
|
|
Post by rizarudazo21 on Jul 1, 2017 12:03:11 GMT
Name: Bastion Class: X-2 Gold: 500 Club: none Inventory: none (School Field) Bastion yang sedang beristirahat di School Field....Tiba tiba saja didatangi oleh seorang murid dan ternyata dia adalah "Li Xuan" ketua dari klub Field club....Lalu Bastiom ditawari apakah dia ingin ikut dengan klub ini?.Tanpa basa basi " Tidak" begitulah jawabannya....karena merasa tidak enak Bastion pun menjelaskan kenapa dia menolak ajakannya....Lalu Bastion meminta maaf sekali lagi dan kembali kekelas...karena memang waktunya kembali kekelas BACK TO SCHOOL DAY 1: NEW GAME (school in session, second period) Kali ini adalah pelajaran Pak Basil yaitu bahasa Inggris...Bastion tidak pernah benci terhadap cara mengajar atau sikap gurunya...Dia hanya tidak suka kenapa dia sangat lambat dalam menangkap pelajaran yang sedang dijelaskan......Lalu Pak Basil memberikan metode drama untuk pelajaran bahasa inggris yang dilakukan sekarang.Bastion mendapatkan peran sebagai "Tybalt" Sepupu dari Juliet.....Bastion sempat menolak karena Tybalt tidak setipe dengan sikap dan cara bicaranya. Tapi akhirnya Bastion " Menerimanya" karena dia anggap ini tantangan This, by his voice, should be a Montague. Fetch me my rapier, boy. What dares the slave Come hither, cover'd with an antic face, To fleer and scorn at our solemnity? Now, by the stock and honour of my kin, To strike him dead, I hold it not a sin. 'Tis he, that villain Romeo It fits, when such a villain is a guest: I'll not endure him. Why, uncle, 'tis a shame. Patience perforce with wilful choler meeting Makes my flesh tremble in their different greeting. I will withdraw: but this intrusion shall Now seeming sweet convert to bitter gall. Karena Bastion lumayan senang dengan drama atau akting maka dia tidak terlalu kesulitan dengan penghafalan dialog....Tentu dia berlatih keras untuk menghafalnya walaupun mudah baginya......Bastion selalu bermasalah dibagian Pelafalan.....Karena dia biasa berbicara dengan cepat maka huruf Vokalnya suka tidak jelas
|
|
|
Post by Funyarinpa on Jul 1, 2017 12:50:45 GMT
Name: Sean Class: X-2 Gold: 500 Club: None Inventory: Brosur, Key Card Kamar
BACK TO SCHOOL DAY 1: NEW GAME
(school in session, second period)
"Selamat siang Sean, bagaimana kabarmu hari ini?" Di dalam ruang konseling, Han langsung menyapa Sean dan mempersilahkannya untuk duduk, seakan sudah menantinya dari dalam. Tanpa membalas sapaan sok ramah dari Han, Sean langsung menempati kursi yg berhadapan dengan sang konselor. Ia mulai mengatur posisi duduknya dengan santai, menyilang kakinya, dan mulai mengemil kacang yang dihidangkan di depannya. Sebelumnya ia memang sudah sering untuk dipanggil ke ruangan ini, jadi bisa dibilang ia sudah cukup familiar dengan ruang konseling. Tapi ini pertama kalinya dia kesini sejak 2 tahun terakhir. "Jadi... apa yang ingin anda bicarakan, Pak Tua?" Sean memutuskan untuk menghabiskan periode kedua di ruang konseling
|
|
yumiko
New Member
Welcome, collage life
Posts: 46
Likes: 0
|
Post by yumiko on Jul 1, 2017 15:20:57 GMT
Name : Maggie Class : X-2 Gold : 500 Club : None Inventory : None
BACK TO SCHOOL DAY 1
(Break Time)
Mata pelajaran pertama telah usai, akhirnya Maggie terbebas dari pelajaran World History. Ia memutuskan mengecheck chatroom RO Messenger. Rupanya Haruna sedang mencari Pak Han dan Pak Shao. Untuk memancing salah satu dari dua orang guru tersebut, Maggie menyebut mereka ‘Duo Tom and Jerry’. Seperti yang diduga, Pak Shao muncul sambil mengelak bahwa dia adalah Jerry. ‘Hebat, dia tau dia mirip karakter yang mana. Kukira dia tidak akan mengakuinya.’ Pikirnya Sedikit gemas memang jika melihat guru yang satu ini. Entah umurnya berapa tapi kelakuannya mirip anak kecil saja. Maggie mengajak Haruna yang rupanya tak membawa bekal untuk pergi ke cafetaria. Mereka pun pergi ke cafetaria bersama.(Second Session)
Bel berbunyi tanda istirahat telah usai dan pelajaran selanjutnya dimulai. Bahasa Inggris. Bukannya ia benci pelajaran itu, tapi gurunya sedikit menyeramkan. Kadang Maggie mempertanyakan gender guru itu. Beliau itu pria tapi memakai pakaian wanita. Ibunya ngidam apa kira kira saat hamil Pak Basil. Semester ini Pak Basil ingin setiap kelas beradu drama. Pak Basil memilih drama Shakespeare yang berjudul Romeo and Juliet. Maggie mendapatkan peran Second Capulet dan tak keberantan dengan peran tersebut. Dengan senang hati Maggie menerima peran itu. “By’r lady, thirty years.”
(menunggu dialog pemeran capulet) “‘Tis more, ‘tis more, his son is elder, sir; His son is thirty.”
Merasa lega dialognya hanya sedikit dan usai, Maggie berterima kasih kepada Pak Basil dalam hatinya. Syukurlah Pak Basil memberi ia peran yang dialognya tak terlalu banyak seperti yang lainnya. Bukannya ia tak bisa berbicara menggunakan bahasa asing semacam bahasa inggris, hanya saja ia tak terlalu suka menghafal terlalu banyak dialog dalam drama. Jika ia disuruh memilih peran dalam suatu drama, mungkin ia akan memilih untuk menjadi pohon atau hal lain yang tak banyak bicara maupun tak bicara sama sekali seperti batu.
|
|
quadreye
Full Member
college pls staph
Posts: 103
Likes: 0
|
Post by quadreye on Jul 1, 2017 16:24:51 GMT
Name: Theodore Eames Class: X-2 Gold: 500 Club: None Inventory: None
BACK TO SCHOOL
DAY 1: NEW GAME(school in session, second period)Second period sudah dimulai--Bahasa Inggris. Pak Basil dengan badannya yang luar biasa besar dan pakaiannya yang imut seperti biasa berjalan masuk ruangan. Theo tidak begitu memperhatikan, ia sibuk melihati goresan-goresan di mejanya seperti itu adalah hal paling menarik di seluruh dunia. Pikirannya sedang bertamasya ke tempat lain… Setelah beberapa lama di Sky International High School, Theo makin lama makin terbiasa dengan orang-orang yang sedikit… unik, terutama jika dibandingkan dengan orang-orang di SMP-nya. Yah, Theo juga tidak bisa dibilang sebagai ‘anak SMA biasa’, tapi tetap saja. Ia kira ia tidak akan bisa menemukan kadar keanehan yang lebih tinggi dari yang ia temukan sehari-hari sekarang, namun akhir-akhir ini ada saja kejadian aneh seputar sekolah ini. Ia teringat Chase—ataukah Chance? Sepertinya sih Chase, ia lupa—yang ia temui di atap waktu itu. Theo harap membantu orang itu adalah pilihan yang benar. Tapi, walaupun Chase memang membunuh Sylvi, Theo pun tidak yakin bahwa ia bisa langsung bersikap antagonis padanya. Entahlah, Theo merasa pernah berada dalam posisi yang sama. Tidak juga, tapi mirip. Belum lagi, matanya benar-benar ketakutan waktu itu. Kalau hanya dari firasat Theo saja, sepertinya Chase tidak berbohong. Lagipula, kalau ia memang membunuh Sylvi, lalu apa? Itu tidak menjawab apapun untuk sekarang—mereka butuh Chase, setidaknya untuk saat ini, soal masalah unknown ini. Chase adalah satu-satunya sumber informasi mereka sekarang. Kalau tidak, mereka akan tetap di posisi start, tak tahu apapun seperti bebek buta. Kasihan juga Chase—pertama kalinya membunuh orang biasanya ya seperti itu. Ia langsung K.O. begitu Theo membawanya pulang ke rumahnya. Sepertinya ia tinggal dengan kembarannya saja—yang entah kenapa tidak ada di sana waktu itu. Kemana yang satunya? Ia juga tidak masuk sekolah—Chase juga, tapi soal itu Theo mengerti. Syukurnya sih Chase sudah muncul di chatroom, dan sepertinya ia kurang lebih baik-baik saja. Anak-anak yang lain terlihat sudah agak lupa dengan kejadian 5 hari lalu, tapi entahlah. Meladeni mereka lebih mudah kalau mood mereka baik… Theo terkejut sadar dari lamunannya berkat suara keras nan kemayu Pak Basil. Kalau begini terus, Theo bisa cepat tua… Theo mendengarkan materi dari Pak Basil dengan setengah hati. Badan Pak Basil pun sebentar-sebentar menutupi papan. Melihat papan tulis saja susah, apalagi memahami pelajarannya. Ngantuk pun tidak bisa, Theo selalu kaget setiap dua menit berkat Pak Basil. Pak Basil kemudian mengumumkan sesuatu yang menarik perhatian Theo. Untuk semester baru ia ingin semua kelas beradu drama… dengan Bahasa Inggris. Theo menggosok wajahnya, menutupi ekspresinya yang masam. Ia tidak jago akting ataupun Bahasa Inggris. Semoga ia dapat peran yang tidak sulit—jadi pohon, misalnya. Toh ia lumayan tinggi. Naskahnya Romeo dan Juliet. Sesuatu yang lumayan standar, tapi tidak se-standar Cinderella atau fairy tale sejenisnya. Peran pun dibagi dan, sialnya, Theo kejatuhan peran Romeo, si karakter utama. Dengan seluruh kekuatan batin, Theo menahan dirinya untuk tidak menghantukkan kepalanya ke meja. Ia ingin jadi pohon! Biarpun begitu, ia pasrah saja dan tidak menolak. Pasti yang lain tidak ada yang mau bertukar menjadi karakter utama—lihat saja wajah-wajah mereka yang sama letihnya dengannya. Theo pun mulai membaca naskah yang telah dibagi. …………???????? Ini Bahasa Inggris macam apa??? Theo mencegat salah satu teman sekelasnya yang sedang lewat, meminta bantuan soal naskah dan apa yang harus ia lakukan. Untungnya ia adalah malaikat dan dengan senang hati menjelaskan semuanya kepadanya. “..oh, dan di bagian sini, kau mencium Julietnya, tidak usah menempel, pura-pura saja. Lalu, di sini juga, jadi…” Theo merasa seperti disambar geledek. Adegan ciuman!? Walaupun pura-pura, Theo merasa terdzalimi. Ia menelan ludah dan mengangguk mengerti. Setelah berterima kasih ke malaikat lewat tersebut, Theo pun mulai berlatih sendiri dengan Bahasa Inggrisnya yang sangat terbatas. Ia tinggal menghafal… Masalah acting, tidak masalah. Ia hanya tinggal menganggap kalau ia sedang bekerja di café seperti biasa dengan diawasi Kak Nico dan mata elangnya. Ia hanya harus berpura-pura jatuh cinta—ia bisa melakukan ini. Demi Kak Nico dan gajinya!!! Setelah beberapa lama, tiba giliran Theo. “What lady is that, which doth enrich the hand of yonder knight?”
Theo meringis dalam hati mendengar Bahasa Inggrisnya, tapi ya sudahlah. Salah Pak Basil ia yang dipilih. Setelah pemeran lawannya menjawab, ia melanjutkan dengan monolognya sambil melihat si Juliet sesuai naskah. “O, she doth teach the torches to burn bright! It seems she hangs upon the cheek of night like a rich jewel in an Ethiope's ear; Beauty too rich for use, for earth too dear! So shows a snowy dove trooping with crows, as yonder lady o'er her fellows shows. The measure done, I'll watch her place of stand, and, touching hers, make blessed my rude hand.”
Theo menghela napas, mendramatisir, “Did my heart love till now? forswear it, sight! For I ne'er saw true beauty till this night.”
Theo pun keluar dari ‘panggung’ dan kembali lagi di bagiannya setelah adegan argument Tybalt dan Capulet. Bagian ini ia berinteraksi dengan Juliet. Theo mencoba untuk tidak gugup. Theo memegang tangan Julietnya dengan halus, mendekatkan jarak sedikit antara mereka. “If I profane with my unworthiest hand this holy shrine, the gentle fine is this: My lips, two blushing pilgrims, ready stand to smooth that rough touch with a tender kiss.”
(dialog Juliet) “Have not saints lips, and holy palmers too?”
(dialog Juliet) “O, then, dear saint, let lips do what hands do; They pray, grant thou, lest faith turn to despair.”
(dialog Juliet) “Then move not, while my prayer's effect I take. Thus from my lips, by yours, my sin is purged.” Setelah kata terakhir tersebut, Theo pun melakukan apa yang harus dilakukan. Pikirannya berkecamuk, takut melakukan hal yang salah. Masih menggenggam tangan lawannya, ia mendekatkan wajahnya ke wajah si Juliet…
(Note : Ntar diedit sesuai Julietnya dan pemeran lain hehe)
|
|
Fio
Junior Member
Why did you run from me...
Posts: 66
Likes: 1
|
Post by Fio on Jul 1, 2017 16:27:18 GMT
Nama: Han Tolstov Profesi: Konselor sekolah dan wali kelas X-2 Gold: 500 Inventory: Brosur, secarik kertas berisi nama VIP hotel. BACK TO SCHOOL DAY 1: NEW GAME(School Recess) Sean langsung membuat dirinya nyaman dengan duduk rileks dan langsung melahap butiran-butiran kacang di mangkuk saji meja konseling. Sepertinya dia sudah tidak asing dengan ruang konseling.. Sejenak kemudian akhirnya Sean angkat bicara. "Jadi... apa yang ingin anda bicarakan, Pak Tua?" "Oh? Dingin sekali Sean, tidak mau basa-basi dulu? Saya menyukai karaktermu itu. Ah, ngomong-ngomong saya ikut makan juga ya." Han memasukkan sebutir kacang ke mulutnya dan mulai mengunyah pelan. "Langsung saja ya," ucap Han sebelum lanjut mengunyah. "Saya tau kau sedang tidak mood untuk belajar makanya kau kesini. Mm, karena kau anak yang pintar jadi kau pasti mengerti. Bila kau masuk ke ruangan konseling, artinya mau tidak mau kau harus berbincang dengan saya dan jika menolak, saya akan mengembalikanmu ke kelas. Saya tidak akan menerima kalau kau diam saja dan saya tidak akan memberimu izin untuk tidur walaupun kau terlihat mengantuk...." Han berhenti sejenak dan melambaikan tangannya di udara, "Ah, coret itu. Mungkin saya bisa memberimu ijin, tergantung dari hasil pembicaraan kita." ujar Han seraya menelan lalu mengambil kacang sebutir lagi. "Sebenarnya saya...cuma penasaran saja. Setiap kali membicarakan tentang murid yang bermasalah di sekolah ini, namamu pasti muncul. Apa yang terjadi hingga membuat reputasimu seperti itu?" tanyanya sebelum teringat sesuatu. "Ah, saya lupa menambahkan. Saya harap kau tidak berbohong ataupun berpura-pura kepada saya karena saya tidak menyukainya. Kau bisa melakukan itu, tapi jangan harap saya akan membantumu lagi. Walaupun saya baru bekerja disini, saya bisa menjadi kolaborator yang baik untukmu, jadi pikirkanlah baik-baik." Han melihat gelas kopinya yang sudah kosong dan bangkit untuk mengisinya kembali sambil menawari Sean. "Kopi, Air, atau Teh, Sean?"
|
|
|
Post by Sugarmints_ on Jul 1, 2017 19:50:03 GMT
Name: Lucia Hettinger Class: X-2 Club: None Gold: 500 Inventory: - Back to School
Day 1: New Game(School in Session, Second Periods)Tidak pernah biasa--Ya Lucia tidak pernah terbiasa dengan gurunya yang satu ini, Basil Baxter, guru bahasa Inggris nya, yang berbadan kekar dan besar, jika orang luar melihatnya, mungkin mereka akan mengira jika beliau adalah seorang pegulat professional atau mungkin seorang guru olahraga. Namun bukan itu yang membuatnya terlihat sedikit berbeda, melainkan tatanan rambut twin tails nya, meski begitu guru itu tetap terlihat sedikit menyeramkan untuknya.
Pelajaran kali ini Pak Basil menginginkan para siswa kelas X-2 untuk memainkan drama Romeo and Juliet, dengan peran yang sudah ia tentukan sendiri. Berapa terkejutnya Lucia ketika ia mendapatkan peran sebagai first servant-- Bukan karena peran apa yang ia dapat, melainkan karena gender laki-laki yang harus ia perankan.
'..aa...ngg bagaimana ini.'
Pekiknya dalam hati, diliriknya wajah galak Pak Basil, Lucia pun hanya bisa pasrah dan menelan ludah, menerima perannya serta melakukanhal yang terbaik yang bisa ia lakukan.
"Whee..where's Poo..Poongg.. Potpan, that ng .. he.. he ... Hheelps not to take away? Hee..ngg.. he.. ssshit..eh shiifft a trenc..trencher? he scrape a trencher!"
Hatinya meringis menyadari betapa gugupnya ia dalam membaca dialognya, yang bahkan tidak menunjukkan pendalam karakter yang ia harusnya perankan.
"When good manners shall lie all in one or two men's hands and they unwashed too, 'tis a foul thing."
Balas Cere yang saat itu menjadi lawan mainnya. Pelafalan yang ia gunakan sempat membuat Lucia bingung namun kagum, terdengar sangat menawan sekali baginya, belum lagi bagaimana Cere begitu lancarnya dalam membacakan dialognya, tanpa kesusahan. Gilirannya pun tiba kembali, kali ini Lucia berusaha untuk tidak menampillan kegugupannya.
Baru saja membagun sedikit kepercayaan dirinya, semua itu runtuh ketika ia melihat betapa panjangnya dialog yang harus ia baca, sekali lagi ia pun yakin, bahwa ia gagal--lagi.
"Away...ng.. with the..the.. jo..joint-stools, rem..re.. remove thee..the c..co..court-cupboard, ..lllook the plate. Good thou, save.. Save meee.. a piece..o..of marchpane; and..and , as thou lo..lo..lovest me, let.. the..the..porter let in..Ssu..suu..Susan Grindstone and Nell.. Antony, and Potpan!"
Lucia tidak berani melihat ataupun membayangkan bagaimana wajah pak Basil sekarang, ia hanya berharap dialognya cepat selesai dan ia bisa segera bersembunyi sampai kelas bahasa Inggris selesai.
"Ay, boy, ready."
'Akhirnya' seru Lucia dalam hati ketika Cere sudah membacakan dialognya, satu dialog lagi dan ia selesai--harapnya.
"You..aa..aare..ngg..look..lookd..ngg..for..for and..and.. called for, asked for and..angg.. sought for, inthegreatchamber."
Lucia sudah tidak bisa lagi berbicara lebih banyak, kegugupannya bahkan membuatnya mengabaikan apakah kalimat terakhir yang ia ucapkan bisa dimengerti atau tidak, yang sekarang ia pikirkan adalah bagaimana ia harus bertahan menahan rasa canggung dan malu hingga pelajaran bahasa Inggris selesai.
|
|
subu
New Member
Posts: 26
Likes: 0
|
Post by subu on Jul 2, 2017 6:39:11 GMT
Nama : Sento Class : X-2 Gold : 500 Club : None Inventory : None BACK TO SCHOOL DAY 1: NEW GAME (School in Session) "Sento terlihat murung di sudut kelas. Mungkin karena kejadian hari sebelumnya, Sylvia teman satu hobby yang sama dengan dirinya telah tiada. Saat itu Sento mendapati kabar kakeknya jatuh sakit sesaat dirinya mau saja pergi menuju lokasi teman-temannnya berkumpul. Satu kebetulan setelahnya hape Santo mati sehingga Sento kehilangan kabar dari teman-temannya. Sento pun memutuskan untuk pulang untuk melihat kakeknya. " "Dirumah Sento mendapati kakeknya hanya keletihan, seperti biasa Santi terlalu berlebihan menyampaikan pesan soal kondisi kakeknya setiap saat. Bisa dimaklumi ya karna kakeknyalah satu satunya u keluarga yang mereka miliki. Selepas itu Sento langsung mencari casan Hapenya dan segera menyalakan hapenya. Dan saat itu juga Sento dikejutkan dengan kabar duka tentang Sylvia." Sekarang sento termenung memandang bangku sylvia. Sepertinya Sento teringat disaat saat mereka saling diskusi soal hobby mereka. Yaa.. ditengah pelajaran Wold History dari guru baru mereka Sento masih termenung.. Bagaimanapun Sento cuma tertarik dengan ilmu ekonomi 😶
|
|
|
Post by gerubana on Jul 2, 2017 7:43:03 GMT
Name: RavenClass: X-2Gold: 500Club: NoneInventory: NoneBACK TO SCHOOLDAY 1: NEW GAME[School in session - Second period]Periode kedua adalah Bahasa Inggris, dan kami diberi tugas oleh pak Basil untuk melakukan sebuah drama pertunjukan yang bercerita tentang Romeo dan Juliet. Raven kedapatan peran sebagai Nurse. Ia tidak masalah dengan peran tersebut. Yang jadi masalah adalah dia sangat payah dalam hal ber-akting. Raven melihat naskah dialog yang sudah dibagikan. Pada saat gilirannya tiba Raven langsung membaca bagian dialog dari peran yang akan ia mainkan. "Madam, your mother craves a word with you"(Romeo dialog)"Marry, bachelor, Her mother is the lady of the house, and a good lady, and a wise and virtuous, I nursed her daughter, that you talk'd withal; I tell you, he that can lay hold of her shall have the chinks."(Romeo dialog)(Benvolio dialog)(Romeo dialog)(Capulet dialog)(Juliet dialog)"The son and heir of old Tiberio"(Juliet dialog)"Marry, that, I think, be young Petrucio"(Juliet dialog)"I know not"(Juliet dialog)"His name is Romeo, and a Montague; The only son of your great enemy"(Juliet dialog)"What's this? What's this?"(Juliet dialog)"Anon, anon! Come, let's away; the strangers are all gone"Dibagian ini perannya pun selesai. Seperti dugaan Raven membaca seluruh dialognya dengan suara yang kurang nyaring, intonasi yang datar bahkan ekspresi di wajahnya pun tak ada. Karena ini sudah biasa terjadi --setiap melakukan pertunjukan drama di sekolah-- Raven hanya bisa pasrah akan penilaian pak Basil nantinya seperti apa.
|
|