|
Post by yulia_colldz on Jun 21, 2017 14:32:44 GMT
This is thread for Day Time
|
|
|
Post by chana on Jul 10, 2017 8:33:03 GMT
Name: Cererieann Class: X-2 Gold: 500 Inventory: None (After school)Cere terkejut ketika Theo seperti tersengat (akan diubah sesuai entry theo). Untung ia tidak menyentuh pagar itu. Pasti rasanya sakit sekali. Namun... Ternyata kucing hitam itu muncul lagi dan kini makhluk kecil itu akan mendekati pagar! Cere langsung menyerbu dari tempat persembunyiannya dan berniat menyelamatkan kucing kecil. Bahkan ia melempar tas yang berisi flute kesayangannya. Flute masih bisa dibeli, tapi nyawa kucing tidak! Niat baiknya malah berujung ke sebuah kemalangan. Cere tersandung di depan pagar, kucing kabur lagi, tangan Cere mencengkeram pagar akibat gerak reflek untuk bertumpu. Lalu.. Jadilah... Ia pun juga tersengat. Cere memekik tertahan dan langsung terlonjak ke belakang, jatuh terkapar di atas rumput. Tangannya antara kejang dan gemetar. Sengatan listrik tadi tidak main-main. Mungkin ini rasanya kalau jadi penjahat yang ditembak pakai pistol listrik. Tapi Cere bukan penjahat! Mulut Cere pun menggumamkan sumpah serapah random yang sulit dimengerti. Dengan berusaha sekuat tenaga, Cere mengadahkan kepala untuk melihat kemana kucing hitam itu pergi. Ternyata kucing itu balik lagi dan memperhatikan kedua siswa X2 itu dengan tatapan tidak bersalah. Kini pun Cere ingat kalau kucing itu punya nyawa 9. Yang punya nyawa 1 ya manusia seperti Cere dan Theo. Ngomong-ngomong tentang tersengat listrik, Cere teringat akan ponselnya. Ya, ponselnya. Masih gemetaran dan kejang, ia berusaha mengambil ponsel dari sakunya. Ponselnya masih menyala, Cere menarik napas lega juga merasa miris di saat yang bersamaan. Ternyata si ponsel lebih kuat dari pada dirinya. Sekarang, rasa ngilu dan perihlah yang tertinggal di kedua belah tangannya. Akhirnya Cere sadar sengatan listrik tadi mengakibatkan luka bakar di telapak tangan, terlihat sedikit merah dan melepuh. Otak Cere memerintahkan tubuhnya untuk bangun, namun perintah itu diabaikan. Tidak ada pilihan lain, Cere pun menelungkupkan kepalanya di atas rumput, kembali bergumam dengan random. Hari itu sudah menjadi hari yang panjang dan melelahkan.
|
|
Fio
Junior Member
Why did you run from me...
Posts: 66
Likes: 1
|
Post by Fio on Jul 10, 2017 10:32:59 GMT
Han Sergeyevich TolstovХан Серге́евич Толстов Profesi: Konselor sekolah dan wali kelas X-2 Gold: 500 Inventory: Brosur, secarik kertas berisi nama VIP hotel BACK TO SCHOOL DAY 1: NEW GAME
(After School...)
Mata Han melirik layar monitor yang menunjukkan kedua muridnya terkapar karena sengatan listrik. Nampak Cererieann Palazya yang tengah menggeliat berusaha untuk bergerak dengan salah satu tangan merogoh-rogoh sakunya. Sekonyong-konyong wajah Han mulai sumringah sebelum akhirnya ia terkekeh-kekeh menyaksikan kejadian tersebut yang menurutnya lucu. Ahh...Tidak seharusnya aku tertawa melihat ini tetapi hmpf... kecenderungan sadisku memang sulit diubah. gumam Han puas sebelum kembali memantau kedua muridnya yang masih terbaring lemas. Kasihan mereka, tetapi beruntung voltase listriknya tidak membahayakan. Paling-paling mereka akan kembali dengan luka bakar kecil. Kemudian Han menengok ke ruangan kecil di sebelah security office sambil memain-mainkan kunci berlabel CB di tangan kirinya. Baiklah, mari kita lihat apa itu CB... Control Board? Kakinya membawanya melangkah dengan sebuah kunci di tangannya; berencana untuk menggunakannya pada pintu ruangan kecil tersebut.
|
|
Rapyon
New Member
Posts: 23
Likes: 0
|
Post by Rapyon on Jul 10, 2017 12:07:44 GMT
Name : Fujihara Haruna Class : X-2 Gold : 500 Inventory : None
(After School)
Di dalam hutan Haruna terlihat sedang berlatih beladiri sambil menendang langit sore. "Hari ini cukup sampai disini" Saat ia hendak balik jalan pulang tiba-tiba ia mendengar suara pagar besi yang dibuka. "Apa ada orang lain selain aku di hutan ini?" Haruna mengurungkan niatnya untuk kembali ke kamar dan memutuskan mencari sumber suara tersebut. Sekitar hampir 25 menit ia menjelajahi hutan demi mencari sumber suara yang ia dengar tadi, tidak lama kemudian ia menemukan 2 murid yang sedang terkapar di tanah dengan keadaan kejang dan gemetar. 'Mayat?!' Haruna memutuskan untuk mendekat dan mengambil sebuah ranting untuk menusuk salah satu murid tersebut. Saat ia mendekat wajah salah satu murid tersebut terasa tidak asing. Mirip dengan teman sekelasnya "Cere?!" Haruna pun menusuk lengan cere untuk memastikan apakah ia masih hidup atau tidak. "Rupanya kau masih hidup" Haruna kembali mendekati murid lainnya yang berada di dekat pintu pagar tersebut. Saat mengetahui murid tersebut adalah Theo, ia memutuskan untuk kembali menjaga jarak. Awalnya Haruna hanya ingin membawa Cere kembali tetapi disisi lain ia merasa kasihan melihat keadaan Theo. 'Tidak mungkin aku mengangkat mereka berdua sangat mustahil bagi seorang wanita seperti ku' Ia pun menghubungi teman sekelasnya. "Sepertinya butuh waktu sampai bantuan datang" Ia kemudian kembali mengunci handphone nya dan memutuskan menemani kedua teman sekelasnya sampai bantuan tersebut datang.
|
|
Fio
Junior Member
Why did you run from me...
Posts: 66
Likes: 1
|
Post by Fio on Jul 10, 2017 14:15:20 GMT
Han Sergeyevich TolstovХан Серге́евич Толстов Profesi: Konselor sekolah dan wali kelas X-2 Gold: 500 Inventory: Brosur, secarik kertas berisi nama VIP hotel BACK TO SCHOOL DAY 1: NEW GAME
(After School...) Bingo.. Tetapi dengan matinya listrik di pagar itu entah binatang apa yang bisa masuk ke area sekolah dan mencelakai mereka. Aku harus memastikan dulu apa ada orang yang berada dekat dengan area mereka ... Han kembali ke security office untuk memonitor keadaan kedua murid tersebut sambil mengirim pesan pertolongan di ROMessenger. Seketika muncul Haruna dari lain layar yang kemudian bergabung dengan Theo dan Cere sembari memastikan keadaan mereka. Muncul sebuah pesan di ROM yang mengatakan bahwa hanya Haruna yang berada disana dan ia tidak bisa membawa mereka berdua. Bagus, setidaknya ada orang yang bisa menjaga mereka untuk sekarang. Han lalu meminta pada Haruna untuk tetap disana dan langsung bergegas ke arah hutan.
|
|
Rapyon
New Member
Posts: 23
Likes: 0
|
Post by Rapyon on Jul 10, 2017 15:28:52 GMT
Name : Fujihara Haruna Class : X-2 Gold : 500 Inventory : None
(After Scool)
Setelah menunggu beberapa lama akhirnya pak Han merespon chat nya di grup ROM. Rencana nya ia akan meninggalkan mereka berdua berhubung mereka juga udah sadar dan bisa chat di grup.
'Tapi, apa mereka sudah bisa jalan? Ya sudah mungkin aku akan menunghu beberapa menit lagi'
Dan Haruna pun memutuskan menunggu pak Han datang untuk membantu kedua teman sekelasnya.
|
|
quadreye
Full Member
college pls staph
Posts: 103
Likes: 0
|
Post by quadreye on Jul 10, 2017 16:09:42 GMT
Name: Theodore Eames Class: X-2 Gold: 500 Club: None Inventory: None
BACK TO SCHOOL
DAY 1: NEW GAME (after school)"Ugh..." Kepala Theo terasa seperti telur orak arik, dan ia tidak bisa bergerak banyak. Bau tanah dan daun melesat ke hidungnya. Tampaknya, ia sedang berbaring di... lantai hutan? Ia pun melihat pagar kawat yang berdiri tinggi di depannya, dan bunyi 'ting!' seolah berbunyi di pikirannya. Oh. Oke. Itu salah Theo sepenuhnya. Theo meringis dalam hati, sinar matahari sore menerpa wajahnya. Rupanya hukuman datang jauh lebih cepat dari yang ia kira. Kali ini datang dalam bentuk setruman. Sesungguhnya, ia ingin tertawa karena kebodohan situasi itu, tapi ia tidak bisa. Karena ia kesal, ia akan menyalahkan Ed saja. Tidak ada peringatan soal setruman, pula, di pagar itu. Memang mau menyetrum orang, ya? Ini kan wilayah sekolah, hal ini pasti terjadi cepat atau lambat. Apakah Theo adalah yang pertama mengalaminya, entahlah. Pikirannya masih seperti kapas. Theo mendengar suara langkah kaki cepat di dekatnya, dan ia (dengan susah payah) menoleh. Ia mengenali rambut putih (pirang?) itu, Cere. Kenapa ia ada di hutan? Eh--tunggu, kenapa ia mendekat ke pagar? Theo menangkap sesuatu yang kecil dan hitam melesat ke arah pagar. Kucing? Beberapa detik kemudian, Cere pun terjatuh ke lantai seperti tikus yang terkena jebakan. Ia ikut tersengat. Otak Theo, yang konsistensinya masih seperti permen kapas, berputar mencoba memproses apa yang baru terjadi, sementara Cere mengeluarkan bunyi-bunyian yang tidak Theo mengerti artinya. Sepertinya ia tersandung atau entah bagaimana... , ini satu lagi korban sistem keamanan yang salah. Padahal Theo sudah mengorbankan dirinya untuk mengetahui kalau itu pagar listrik (walaupun itu karena kebodohannya dia sendiri, sih). Cere mengangkat kepalanya dengan susah payah, ke arah bola hitam yang tadi--kucing tadi menatap mereka berdua dengan wajah tak bersalah. Oh, maksudnya Cere mau menyelamatkan kucing itu dari sengatan pagar? Ohhhh. Sayang sekali, nona, tampaknya kau terlalu ceroboh untuk menyelamatkan siapapun saat ini, namun setidaknya niatnya baik. Ia hanya menonton Cere selama beberapa saat kemudian--melihat Cere membuka hapenya dengan tangan gemetar lalu akhirnya menyerah dan kembali bergumam. Tak lama kemudian satu lagi langkah kaki datang, dan semoga orang itu tidak bernasib seperti mereka berdua yang terlihat seolah mengadakan tidur siang berjamaah di lantai hutan. "Cere!?" Ah, rupanya itu Haruna. Theo tidak perlu melihat. Si kacamata itu mendekati Cere--sepertinya untuk memastikan ia hidup atau tidak. Tentu saja Haruna tidak mendekatinya. Theo mulai berimajinasi bahwa Haruna akan membawa Cere ke UKS dan meninggalkan Theo di sini, tapi ternyata Haruna tidak pergi kemana-mana. Theo pun ikut-ikutan Cere membuka hapenya yang ternyata juga masih bekerja, lalu setelah mengetik beberapa kalimat dengan tangan gemetar ia mengembalikan hapenya ke kantong dan dengan susah payah menggeliat berganti posisi tubuh. Sekarang ia berbaring di sampingnya dengan punggung menghadap pagar, seolah olah ia memang sengaja berbaring di situ. Kalau ia beruntung, ia bisa ketiduran--tidur itu mekanisme alami tubuh untuk melawan rasa sakit, jadi mungkin ia bisa pulih lebih cepat dari pulihnya harga dirinya yang dari awal memang sudah tipis...
|
|
|
Post by chana on Jul 19, 2017 14:52:04 GMT
Name: Cererieann Class: X2 Gold : 500 Inventory: none Other: own smartphone Location: Hospital DAY 2: Chasing Through The haze
(daytime)
Cere lelah tapi tidak dapat tidur nyenyak. Seluruh badannya sakit tidak karuan, pikirannya masih penuh dengan pertanyaan dan berbagai macam alasan untuk menjelaskan pada sang kakak tentang flute yang rusak. Lebih dari rusak, flute itu bahkan tidak akan pernah bisa kembali dalam keadaan apapun. Selain flute itu juga hadiah dari sang kakak, flute itu adalah barang yang cukup langka yang sudah tidak diproduksi lagi, harganya juga cukup mahal. Napas panjang dihela sebelum Cere menjatuhkan diri kembali di tempat tidur dari posisi duduknya. Langit-langit putih ruangan rumah sakit membuat Cere makin galau. Sebentar-sebentar mata birunya melirik ponsel yang ada di meja. Alih-alih ia ingin mengecek ponsel untuk bermain game, ia malah membenamkan kepala di dalam bantal. Cere akan ada perkembangan di chat X2 dan dia harus membacanya. Suara pintu terbuka membuat perhatian Cere beralih sekejap dari pikiran yang memenuhi kepalanya. Seorang dokter berkacamata dan berjas putih berjalan mendekati ranjang tidur. Beliau lalu menanyakan orientasi seperti sadar atau tidaknya diri Cere, apakah dia tahu berada di mana atau tidak. Cere menjawab dengan lancar penuh beban, ia tidak ingin ditanyakan hal-hal yang sudah jelas. Cere tidak begitu memperhatikan apa yang dibicarakan Pak Dokter sampai beliau mengatakan, "Apa Sky High hanya tempat anak orang kaya yang bermasalah? Kemarin juga ada murid yang dibawa polisi.. ” Mata Cere langsung terbelak kaget. "Polisi?" Tanyanya dengan bingung. “Kuharap lain kali tidak ada kejadian seperti ini," Pak Dokter tidak menjawabnya, "semoga ini menjadi pelajaran bagimu. Untuk yang pertama dan terakhir kalinya. Sebagai dokter, aku tidak berharap banyak pasien yang datang karena sakit.” "Tunggu sebentar!" Seru Cere, hampir saja ia jatuh dari tempat tidur karena ingin mencegah sang dokter pergi. "Siapa yang dibawa polisi!?" Tanyanya dengan panik. Cere tidak ingat siapapun melakukan kesalahan yang sangat brutal. Theo karena mencoba membuka pagar kah? Tidak, itu bukan tindak kriminal yang bisa membawanya ke polisi. Lagipula Cere pun tersengat juga walau tidak sengaja. Cere tidak yakin itu adalah Theo. Dan kemarin? Tidak mungkin langsung dibawa malam itu juga kan? Jadi, siapa? Ditatapnya Pak Dokter dengan penuh pertanyaan, juga mata tegas yang meminta jawaban.
|
|
quadreye
Full Member
college pls staph
Posts: 103
Likes: 0
|
Post by quadreye on Jul 19, 2017 16:27:06 GMT
Name : Theodore Eames Class : X-2 Gold : 400 Inventory : none Other : none Location: School areas DAY 2: Chasing Through The haze
(Early Morning)
"Ngh..."
Seperti biasa, Theo bangun secara otomatis jam 5 pagi. Astaga, badannya sakit semua. Perkara di hutan kemarin benar-benar berefek di tubuh. Belum lagi luka-lukanya yang semacam ia biarkan (tapi memang tidak parah atau apa, sih). Menyedihkan, tapi faktanya Theo lebih terbiasa berlama-lama menahan posisi daripada bergerak banyak. Padahal dia selalu lari pagi...
Theo menggeliat di kasurnya, ingin tenggelam dalam kasur. Ingin dia tidur lagi, tapi jam biologisnya tidak mengizinkan. Dengan setengah hati, Theo pun keluar dari kasurnya (diam-diam supaya Bastion tidak bangun) lalu merenggangkan badannya. Ia melakukan rutinitas pagi butanya--minum air, cuci muka, pakai baju, lalu keluar dorm untuk lari pagi. Setelah itu mandi, sarapan, dan sekolah. Hmm, oke.
Masih gelap... Angin dingin menerpa wajahnya. Eh, hari ini ia tidak usah lama-lama. Engsel badannya seperti karatan...
(First Period)
“Yoo heyy yooo! Halo semuanya- jumpa- lagi- dengan- e-sport- player -game- yang- sedang digandrungi- di snowsky, Huang Xiao Tian!” Suara Pak Xiao Tian menggema di sekujur kolam renang. Untuk apa dia menggunakan mic, entahlah. Kenapa ia pagi-pagi sudah seliar itu (dan kenapa dia terbata-bata?), rahasia Ilahi.
Yep, pelajaran P.E., tentu saja. Biasanya Theo suka pelajaran ini--gampang, sih, tidak perlu banyak berpikir. Tapi, pagi ini entah kenapa timingnya buruk sekali--setelah bergulat dengan binatang liar kemarin, paginya langsung pelajaran olahraga.
“Kali ini saya tidak sedang mengadakan sesi tandatangan dan harap bersiap untuk pelajaran renang ya. Kali ini bapak akan membuat sesi yang lebih menarik dimana kalian akan melakukan relay race. Pada awal start masing-masing perenang akan diberikan pertanyaan dan saat mereka sudah menghampiri perenang kedua, mereka akan melontarkan pertanyaan tersebut dan harus dijawab oleh perenang kedua dan perenang kedua harus menjawabnya nyaring sebelum mulai berenang. Kalau salah, maka perenang satu harus kembali ke start dan menerima pertanyaan baru. Begitu seterusnya. Bagaimana, menarik bukan?” teriak pak Xiao Tian penuh semangat, dijawab dengan teman-teman sekelasnya dengan intensitas yang sama. Astaga...
“Oke khusus untuk batch ke 3, saya bagi menjadi 4 tim terdiri dari 2 orang masing-masingnya. Theodore & Raven Sean & Lucia, Haruna & Bastion , Sento & Ryan. tinggal tambahin Xah & Basil biar mantap, sayang Han katanya lagi di rumah sakit dan Basil mau pergi jenguk katanya,” Pak Xiao Tian tertawa sambil menggaruk kepalanya.
Uh. Oke...
(Break)
Untungnya, Theo suka air. P.E. berjalan tanpa apapun yang terlalu tragis. Untungnya dia bisa berenang walaupun, dalam hidupnya, berapa kali ia berenang bisa dihitung dengan satu tangan. Hanya di acara sekolah, pula. Tetap saja--kemarin ia habis tersetrum, ia tidak dalam kondisi top markotop hari ini.
Seperti rencananya tadi malam, Theo langsung melesat ke Infirmary. Ia ingin meminta band-aid, mungkin. Eh, apa kekecilan ya. Entahlah. Yang penting monster yang di jidatnya itu tertutup. Mungkin, kalau sempat, ia bisa sekalian membantu yang bertugas sebelum makan siang...
|
|
|
Post by gerubana on Jul 19, 2017 19:23:19 GMT
Name: RavenClass: X-2Gold: 700Club: NoneInventory: NoneDAY 2: Chasing through the haze[Day time, 1st Period]Teriakan antusias para murid menggema memenuhi seluruh ruangan pool. Sambil menunggu aba-aba dimulainya race dari pak Shaotian, Raven yang telah dipasangkan dengan Theodore dan tim lainnya bersiap di posisi masing-masing. "Semoga aku bisa menjawab pertanyaannya" harap Raven dengan perasaan yang sangat gugup. Semua perenang pertama langsung melesat terjun ke air berenang bebas di kolam renang bersamaan dengan aba-aba 'mulai' dari pak Shaotian. Tak membutuhkan waktu yang lama Theo pun sampai di seberang kolam dimana Raven berdiri, bersiap menerima pertanyaan yang diberikan. Pada nomor perlombaan renang gaya kupu-kupu, gaya dada, dan gaya bebas, perenang melakukan posisi start...a. Di atas balok startb. Di atas balok lompatc. Di bawah balok startd. Di bawah balok lompat"Apa ini? Aku tidak tahu! Gawat nih kalau aku salah menjawab. Kasihan Theo" Rasa gugupnya pun semakin menjadi menyebabkan otaknya tak dapat berpikir jernih. Walau begitu, Raven harus menjawab pertanyaan tersebut. "Jawabanku... Di atas balok start" Mengandalkan keberuntungan Raven meneriakkan jawabannya dengan asal.
|
|
Cylen O.X.
New Member
Kamu aku dia mereka kami
Posts: 39
Likes: 0
|
Post by Cylen O.X. on Jul 20, 2017 4:12:01 GMT
Nama : Cylen Ogechi Xeno Kelas : X-2 Club : - Inventory : Foto Pria tua berkacamata Gold : 500 Location : Rumah Sakit
(Day 2 Chasing Through the Haze) (Day Time)*Suara Pintu terbuka* "(Ha... Dimana aku? kenapa badanku sakit semua?)" Ucap Cylen sambil menatap ke arah plafon, Datanglah sang dokter berkacamata dan berambut hitam yang memiliki poni khasnya sambil menanyakan orientasi kesembuhan Cylen. "Maaf pak, Apa saya pingsan tadi malam?" Ucap Cylen yang memotong pertanyaan Pak Dokter, “Ya, Karena malafungsi yang bersifat sementara pada sistem saraf otonommu,” ujar sang doktor dengan pandangan mata menganalisa Cylen, memeriksa alat infus, dan mencatat pada dokumentasi keperawatan. “Kudengar kau sehabis dari hutan di belakang sekolah?” tanya beliau sambil meneruskan catatannya. "Iya" jawab Cylen, Semalam Cylen yang mengikuti omongan dari si Unknown yaitu Permainan menyelamatkan tuan putri yang sedang kabur dari ratu yang menguasai hutan. ya.. Cylen, Pak Han, dan Rombongan kelas X-2 ikut serta dalam permainan Unknown kejam tersebut, tapi tak disangka dalam permainan tersebut Cylen dan rombongannya menemukan Putri dari Keluarga Teale tersebut. “Kemarin juga ada anak-anak yang mengalami hal sama denganmu. Aku heran bagaimana bisa kalian memasuki hutan itu? Baru masuk sekolah sudah ada saja yang berbuat onar. Apa Sky High hanya tempat anak orang kaya yang bermasalah? Kemarin juga ada murid yang dibawa polisi.. ” Ucap panjang lebar sang Dokter sambil mencatat Dokumentasi kesehatan Cylen. “Kuharap lain kali tidak ada kejadian seperti ini. Semoga ini menjadi pelajaran bagimu. Untuk yang pertama dan terakhir kalinya. Sebagai dokter, aku tidak berharap banyak pasien yang datang karena sakit.” Ucap sang Dokter sambil mengakhiri catatan Dokumentasi kesehatan. "Baik pak, Terima kasih sudah merawat saya dan teman-teman saya yang anda rawat pak" Ucap terima kasih Cylen dan Cylen menganggukkan kepala sambil tersenyum.
|
|
yumiko
New Member
Welcome, collage life
Posts: 46
Likes: 0
|
Post by yumiko on Jul 20, 2017 4:50:53 GMT
Name: Maggie Class: X-2 Gold: 600 Club: None Inventory: None Location: Hospital
DAY 2: Chasing through the haze (day time) Maggie membuka matanya dan menatapi langit-langit putih polos, memproses apa yang terjadi. Bau khas rumah sakit menusuk hidungnya dan membuatnya sadar ia berada di salah satu ruangan di rumah sakit. Kejadian semalam terputar lagi di kepala Maggie. Sebuah pengalaman yang cukup membahayakan. Siapa sangka dia dan teman-teman bisa mengalami hal mengerikkan seperti tadi malam. Segera terpikir olehnya bagaimana keadaan teman-temannya yang terluka parah. Maggie melihat sekelilingnya dan menghela nafas panjang. Sepertinya ia sudah merasa sangat bosan dengan suasana rumah sakit. Ia butuh sesuatu yang bisa menghiburnya atau membuatnya nyaman. Tiba-tiba handphone Maggie berdering. Kringgg Kringgg. Ia segera mengambil ponselnya Maggie langsung meletakkan handphonenya dan menutupi kedua matanya dengan lengannya. Kakak angkatnya ini selalu saja menghilang saat Maggie mengunjungi rumah saat liburan. Sebenarnya kemana orang menyebalkan itu pergi saat adiknya mengunjungi. Seorang dokter memasuki ruangan kemudian menanyakan orientasi seperti sadar atau tidaknya dirinya, apakah ia tahu berada dimana. "Kudengar kau sehabis dari hutan di belakang sekolah?" Tanya dokter itu sambil mencatat beberapa hal di buku catatannya. Maggie menengok ke arah dokter tersebut dan mengangguk. "Ya. Aku dan beberapa murid pergi ke hutan di belakang sekolah semalam." Jawab Maggie sambil mengingat-ingat. “Kemarin juga ada anak-anak yang mengalami hal sama denganmu. Aku heran bagaimana bisa kalian memasuki hutan itu? Baru masuk sekolah sudah ada saja yang berbuat onar. Apa Sky High hanya tempat anak orang kaya yang bermasalah? Kemarin juga ada murid yang dibawa polisi.. ” komentar dokter itu panjang lebar, namun ia segera berdehem dan kembali mencatat data Maggie. Maggie teringat kembali saat kemarin ia pergi ke rumah sakit dan malah menemukan Chase digiring oleh dua orang polisi. Hari itu sebenarnya ia ingin menjenguk temannya itu namun berakhir digeret dokter ini dan Chase malah digiring polisi. Saat sadar dari lamunan, dokter tersebut hendak bersiap keluar dari ruangan. Maggie pun menghalau pak dokter"Anu....itu...mengenai murid yang dibawa polisi kemarin, informasi apa saja yang bapak tau?" Tanya Maggie yang sedikit penasaran
|
|
Fio
Junior Member
Why did you run from me...
Posts: 66
Likes: 1
|
Post by Fio on Jul 23, 2017 14:35:38 GMT
Han Sergeyevich TolstovХан Серге́евич Толстов Profesi: Konselor sekolah dan wali kelas X-2 Gold: 500 Inventory: Brosur, secarik kertas berisi nama VIP hotel DAY 2: Chasing Through The haze
Sambil menempelkan ponsel di telinganya, Han mengangguk-anggukkan kepala usai menceritakan peristiwa semalam kepada ayahnya dari dalam kamar rumah sakit. "Maaf папа, saya juga tidak tau apa yang sedang terjadi disini jadi saya tidak bisa melaporkan banyak kepada папа... Berhubung perkara ini masih sangat misterius, menurutku папа tidak perlu memberitahu secara detail kepada keluarga O.X. supaya mereka tidak panik pewaris tunggal mereka terlibat dalam permainan berbahaya ini....Cukup tau kalau keadaan tuan Cylen baik-baik saja. Ya, saya akan terus mengawasi anak-anak ini dan berusaha semaksimal mungkin untuk terus menjaga mereka.... Ah, selain putra keluarga O.X, apa keluarga kita juga mengenal para aristokrat dari Order of Orchadia? Ya, negara tetangga kita, Order of Orchadia... salah satu putri bangsawannya juga bersekolah disini dan ikut terluka dalam kejadian semalam... Betul, nona Cererieann Palazya... Hahaha begitulah папа, seperti yang sudah saya katakan sebelumnya ini sekolah kaum ningrat dan birokrat... Tentu tidak semuanya berasal dari golongan yang sama, папа... tapi semuanya saya perlakukan sama, jangan kha--" Suara langkah kaki dokter memasuki kamarnya menghentikan gerak bibirnya. "Ah...Maaf saya rasa sampai disini dulu. Saya akan mengabari папа apabila kembali terjadi sesuatu. Berikan salam saya untuk мама dan Алёша." pungkasnya lalu mengakhiri panggilan di ponselnya.
Ah, sebenarnya aku memesan kamar ini hanya untuk tidur tapi jadi ikut diperiksa juga... Han terus mendengarkan celotehan sang dokter dan beberapa hal dari ucapannya menarik perhatian Han. "Ah, tunggu...!" seru Han menghalau pak dokter agar tidak pergi. "Saya kesepian pak, tolong belaian susternya satu yang anget..."
|
|
quadreye
Full Member
college pls staph
Posts: 103
Likes: 0
|
Post by quadreye on Jul 25, 2017 6:09:00 GMT
Name : Theodore Eames Class : X-2 Gold : 400 Inventory : none Other : none Location: School areas DAY 2: Chasing Through The haze
(After School)
Berjalan di koridor, Theo menyentuh perban kecil yang ditempelkan di jidatnya. Luka di kepalanya sudah ditutup, tapi sekarang tergantikan oleh 'matahari'. Ia juga ditempeli band-aid di luka-luka kecil yang bahkan ia sendiri tidak sadari. Rasanya kalau dibebat begini lebih menonjol lagi... Tapi sudahlah. Penjaga Infirmarynya baik sekali--tapi Theo tidak suka yang berbau dokter, jadi ia tidak ingin ke sana lagi kalau bisa...
Setengah hati Theo ingin mengunjungi teman sekelasnya yang ke rumah sakit tadi malam--terutama Cylen yang ambruk, kasihannya--tapi sepertinya mereka akan baik-baik saja. Toh, paling saja mereka tidak menunggu kehadirannya, hehe.
Dengan mood yang jauh lebih baik dari tadi pagi, Theo berjalan ke arah security office. Ia ingin berterima kasih pada Pak Emmanuel karena telah membantu mereka tadi malam. Mungkin ia akan menawarkan untuk membawakannya kopi, atau sesuatu...
|
|
|
Post by chana on Jul 25, 2017 7:02:40 GMT
Name: Cererieann Class: X2 Gold : 700 Inventory: none Other: own smartphone, broken flute bag Location: Hospital DAY 2: Chasing Through The haze
(school break) “Hm? penasaran?" Cere merasa dipermainkan dengan jawaban itu, "kalau tidak salah namanya Chase Crawford,” lanjut sang Dokter, untung masih menjawab. Ternyata bukan Theo. Tapi tetap saja Cere terkejut. "Kenapa?" Tanyanya tidak sabar sampai membuat Pak Dokter memijat dahinya, sepertinya agak sebal dengan Cere yang menahannya untuk pergi sedari tadi. “Aku tidak tahu pasti, tapi sepertinya berkaitan dengan insiden di Sky International Hotel,” ujar sang dokter dengan tampang menyerah. Ia memperhatikan Cere yang sudah mengerutkan dahi, tambah bingung. Pak Dokter pun kemudian melanjutkan, “Mungkin kau bisa menanyakan pak Alistair. Beliau ada waktu polisi mengamankan anak itu. Ia sedang menjenguk Chase.” "Pak Alistair..." Pikir Cere, "manager dorm anak laki-laki ya...." Melihat Cere yang masih terdiam, pak dokter memutuskan untuk saatnya ia pergi, “Istirahatlah. Kalau sudah merasa mendingan, kau boleh pulang setelah melapor,” ujarnya sambil berlalu. Cere hanya menatap sampai pintu ditutup kembali. Matanya melirik kembali ke atas meja di samping tempat tidur. Ponselnya masih di sana. Gadis itu masih ragu untuk membuka ponsel. *PHONE RINGS*Ia hampir terlonjak ketika ponselnya itu berbunyi. Cere mendiamkannya sebentar, namun karena itu rumah sakit dan tidak boleh berisik, akhirnya ia pun mengambilnya. Sebuah panggilan telepon. Ekspresi Cere instan pucat sepucat-pucatnya. Dia panik. Angkat.Tidak.Angkat.Tidak.Angkat.Tidak. Saat ia mengangkat kepala, gadis itu mendengar suara langkah kaki di pintu. Jangan-jangan suster akan menegurnya. Langsunglah Cere menjawab telepon. "Halo......" "Cere~ Selamat siang~ Hari yang cerah!" Suara sang kakak sangat ceria seperti biasa. "P-pagi......." Cere terbata. "Hmn? Cere? Ada apa?" "T...Tidak ada apa--" "Dengar... Aku tidak ingin kau menutupi apapun dariku," suara kakaknya langsung berubah, tetap ringan namun keseriusan dari nadanya sangat jelas terdengar, "jika kau tidak ingin membuatku mengirim staf ke sana dan menjemputmu, katakan."
Cere pun menghela napas panjang, "begini kak...." Ia pun mulai menjelaskan semuanya. Entah kakaknya percaya atau tidak, sang kakak terus mendengarkan, hanya menggumam dan bertanya singkat ketika ia tidak paham sesuatu. "Jadi.. begitulah..." Ujar Cere mengakhiri ceritanya, "maafkan aku... Flute-nya...." ".....Flute-nya... lenyap ya..." Sang kakak terdengar kecewa, "hahaha..." Tawanya amat sangat miris. Mungkin ia meratapi sepertiga gaji sebulannya yang melayang begitu saja. "Ya sudahlah, nanti akan kubelikan yang baru," lanjut sang kakak. "Lalu... Setelah ada kejadian mengerikan seperti ini.. Kau akan tetap di sana?"
Cere terdiam sejenak, "kakak tidak menyuruhku pulang?" "Jika kau menutupinya atau berbohong, tentu akan kukirim staf dan menarikmu dari sana. Kalau perlu aku akan menjemputmu," kakaknya tertawa ringan, "tapi kau menceritakannya dengan berani, jadi aku hargai itu. Pihak sekolah belum bergerak?""Belum..." "Hmn...." Kakaknya terdengar berpikir, "kau mau pulang atau tidak?"Pertanyaan itu membuat Cere diam sekali lagi. Kali ini cukup lama. Tidak ada yang kakaknya katakan untuk menegur. Pemuda di seberang telepon itu hanya diam, menunggu sampai adiknya menjawab. "Tidak....." Akhirnya Cere menjawab. "Kenapa?"Cere menggeleng pelan, "aku ingin keluar dari masalah ini." "Kau bisa kembali ke rumah kapan pun yang kau mau," kata kakaknya, "pulanglah dan kau tidak perlu memakai ponsel lagi.""Tidak," jawab Cere cepat, "kau paham kan, kak? Kalau sudah begini, lari kemanapun aku pasti akan ditemukan. Lagipula kalau ada yang sampai terbunuh lagi.. Aku tidak ingin membiarkannya." Sang kakak hanya menghela napas pelan, "jawaban yang bukan aku harapkan tapi aku tidak akan mencegahmu," ujarnya, "hanya saja aku ingin kau ingat kalau kau baru 15 tahun. Masalah seperti ini sebaiknya kau serahkan pada pihak yang berwajib."
"Kakak juga bertindak sok jago kan saat seumurku? Jadi sama saja..." Kali ini kakaknya yang diam. "Kalau kau ingin punya pekerjaan sepertiku sih tidak masalah..." lalu ia tertawa ringan. Baru saja Cere akan menjawab, suara letusan bertubi terdengar, "...kak?" langsung dahi Cere mengerut bingung. "Aaah... Malah kenapa sekarang sih..?" Terdengar kakaknya menggerutu. "Там мнóго нарóду!?""Говно вопрос! Юрий!! Како́го ху́я ты ещё там стои́шь?!?""Hahahahaha!" si kakak malah tertawa lepas, "Прости!""Kakak!?" Sekarang Cere yang panik. "Oke, aku harus bekerja," jawab sang kakak santai, "jika ada apa-apa lagi, hubungi aku." Percakapan mereka berakhir di sana, kembali menggantungkan Cere dengan ketidakpastian dan misteri seperti yang dilakukan Unknown. Apa sebenarnya kerjaan sang kakak? Cere antara mau tahu dan tidak mau tahu. (After School)Cere sudah lelah guling-guling di atas kasur dengan rusuh. Pikirannya sama sekali tidak bisa tenang. Sontak ia bangkit lalu mencari-cari baju ganti. Untung saja itu adalah sekolah elit, seragam ganti pun sudah tersedia di lemari. Benar-benar pelayanan yang terbaik. Buru-buru ia mandi lalu mengganti pakaian dengan seragam. Sejenak Cere menatap pilu tas flute-nya yang sudah compang-camping. Walaupun sang kakak sudah menyatakan akan membelikan yang baru, tetap saja Cere masih sedih. Baru saja ia akan keluar dari ruangan, ponselnya berbunyi lagi. Kali ini siapa? Kenapa sekarang giliran sang ibu yang menelepon? Apakah kakaknya memberitahu beliau tentang kejadian yang Cere alami? Tapi tadi kakaknya terdengar begitu sibuk, mana mungkin melapor ditengah begitu. Sambungan telepon mereka saja langsung diakhiri.
Ogah-ogahan dan dengan berat hati, Cere mengangkat panggilan dari ibunya.
"Halo?" "Cererieann Palazya!" Cere kontan menjauhkan ponsel dari telinganya. Seruan sang ibu barusan amat sangat kencang. "Ibu, ibu tidak perlu berteriak begitu? Ada apa sebenarny--" Belum selesai Cere bertanya, sang ibu sudah nyerocos panjang lebar, "apa yang terjadi!? Kenapa kau tidak mengabariku langsung!? Sekolah yang sangat berbahaya seperti itu!! Kau harus pulang sekarang! Aku sudah memerintahkan staf untuk menjemputmu sekarang!" "Tunggu sebentar..." Cere mengerutkan dahi lagi, "Ibu... tahu sesuatu...?" "Tentu saja," jawab sang ibu, masih marah. Cere cukup terkejut ketika sang ibu menceritakan ulang apa yang terjadi pada Cere dan anak-anak X2. Walau tidak detil, ibunya cukup mengetahui kalau Cere juga terluka. "Ibu tahu dari mana.......?" "Keluarga Tolstov dari Russia yang memberitahuku. Aku sungguh malu putriku sendiri tidak menceritakan apapun." Cere memasang tampang super lelah. Pak Han yang memberitahu ibunya!? Benar-benar deh--... Sebentar.. Suara ibunya yang mengomel tidak membuatnya lepas dari mode berpikirnya. "Ibu bilang 'keluarga Tolstov' bukan berarti Pak Han yang memberitahu secara langsung." "Cererieann! Apakah kau mendengarkan ibumu ini!?" "Ya, ya, ibu, aku mendengar ibu dengan sangat jelas," ujar Cere, "tapi aku tidak akan pulang. Walau staf ke sini, aku tidak akan ikut." "Cererieann!" "Aku harus pergi," potong Cere cepat ketika sang ibu akan mengomel lagi, "kakak akan menjelaskan semuanya nanti," ujarnya langsung melimpahkan beban ke sang kakak.
Percakapan mereka tidak berakhir dengan baik. Cere terpaksa melimpahkan semua urusan pada sang kakak walau ia tahu sang kakak sedang sibuk setengah mati. Tapi tadi sang kakak sendiri yang menyatakan untuk mengubunginya jika terjadi apa-apa lagi. Cere tidak menelepon kakaknya, ia hanya menjelaskannya di chat dan email. Jaga-jaga jika ponsel kakaknya rusak dan hanya bisa mengecek email lewat komputer entah di mana. Dengan membawa serta tas flute yang sudah rusak, Cere memutuskan untuk ke boys dorm. Pak Alistair pasti ada di sana. Banyak pertanyaan yang Cere ingin ajukan pada manager dorm berambut cerah tersebut.
|
|
Fio
Junior Member
Why did you run from me...
Posts: 66
Likes: 1
|
Post by Fio on Aug 2, 2017 2:32:39 GMT
Han Sergeyevich TolstovХан Серге́евич Толстов Profesi: Konselor sekolah dan wali kelas X-2 Gold: 500 Inventory: Brosur, secarik kertas berisi nama VIP hotel DAY 2: Chasing Through The haze (School Recess..)
Han kembali terngiang dengan kata-kata dokter yang telah selesai memeriksanya. Rupanya Chase baik-baik saja walaupun sedang dalam pengawasan aparat kepolisian. Tetapi fakta bahwa Alistair membiarkannya dibawa pergi dan bahkan bisa mengunjunginya berarti dia tidak di bawah tekanan siapapun. Kurasa kini Chase tidak berada dalam bahaya. Aku harus segera mengunjunginya nanti dan menemukan kembarannya juga untuk mengungkap misteri Unknown. Sekarang... Han beranjak keluar dari kamarnya untuk mengecek ketiga muridnya yang menginap di rumah sakit bersamanya semalam. Usai mengetuk pintu kamar Cylen dan membukanya, terlihat Cylen yang sedang beristirahat di tempat tidurnya. Han kembali menutup pintunya dengan pelan agar tidak mengganggu pemuda tersebut. Di kamar Maggie juga sama keadaannya tetapi di kamar Cererieann, Han menyaksikan gadis tersebut nampak sibuk mengemasi barang-barangnya sembari menatap Han dengan pandangan jengkel. Oh, ternyata sudah pulih dan bersiap untuk keluar ya.. Heh, sepertinya kabar mengenai putri bangsawan ini telah sampai kepada aristokrasi Order of Orchadia. Aku yakin ayahku tidak bercerita banyak tetapi kelihatannya mereka tetap melakukan verifikasi independen terhadap kejadian yang menimpa nona ini dan memberikan dia teguran karena diam saja.
Yah setidaknya kini mereka sudah tau dan memang berhak untuk tau kalau anak mereka melibatkan diri dalam permainan berbahaya ini, karena siapa lagi yang akan mengkhawatirkan mereka selain keluarga mereka sendiri...jika mendadak terjadi sesuatu pada kalian tanpa keluarga kalian tau apa-apa...sudah terlambat. Han menghentikan lamunannya dan menyampaikan kalau dia juga akan keluar dari rumah sakit. Melihat ketiga muridnya dalam kondisi baik dan berhubung Han memang tidak sakit, ia memutuskan untuk keluar dari rumah sakit dan berangkat menuju security office untuk mengambil kunci ruangan konselingnya.
|
|